Kabarminang.com – Wakil Menteri Koperasi dan UKM, Ferry Juliantono, menegaskan koperasi, khususnya Baitul Maal Wa Tamwil (BMT), memiliki peran strategis sebagai solusi pengentasan kemiskinan dan penyelamat masyarakat dari jeratan rentenir. Dengan fungsi ekonomi dan sosial yang terintegrasi, BMT diyakini mampu memberikan pembiayaan produktif bagi kelompok mikro dan ultra mikro yang rentan secara finansial.
“Kehadiran BMT adalah untuk membebaskan masyarakat dari jeratan rentenir dengan memberikan akses pembiayaan produktif. Dengan ini, mereka bisa meningkatkan kesejahteraan secara mandiri,” ujar Ferry saat membuka Rakernas dan Munaslub Perhimpunan BMT Indonesia di Padang, Kamis (21/11).
Kata Ferry, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2024 mencapai 25,22 juta jiwa. Dalam konteks ini, BMT hadir sebagai ujung tombak pemberdayaan ekonomi berbasis syariah. Ferry menyebutkan, BMT memiliki potensi besar untuk berperan dalam ekosistem ekonomi syariah, yang terus berkembang di Indonesia.
“Dengan penduduk muslim terbesar kedua di dunia, BMT harus menjadi bagian utama dalam rantai pasok ekonomi syariah. Potensi perputaran uang di segmen ini mencapai 2 triliun dolar, dan koperasi harus ambil bagian,” tegasnya.
Kementerian Koperasi berkomitmen mendukung pengembangan BMT di seluruh Indonesia melalui pembiayaan dari LPDB-KUMKM. Dukungan ini bertujuan untuk memperkuat likuiditas koperasi, sehingga mereka dapat menjangkau lebih banyak masyarakat yang membutuhkan bantuan keuangan produktif.
“Ke depan, koperasi akan diarahkan untuk lebih banyak terlibat di sektor riil agar bisnisnya mengalir dan menciptakan dampak langsung bagi ekonomi rakyat,” tambah Ferry.