Kabarminang – Finalis Miss Indonesia 2025 asal Papua Pegunungan, Merince Kogoya, resmi dikeluarkan dari ajang kecantikan bergengsi tersebut menyusul viralnya video lama yang menunjukkan dirinya mengibarkan bendera Israel sambil berdoa.
Video yang diambil dua tahun lalu itu memicu kontroversi luas di media sosial dan dinilai sebagian pihak sebagai bentuk dukungan terhadap Zionisme.
Penyelenggara Miss Indonesia pun mengambil langkah tegas dengan memulangkan Merince dari masa karantina pada 26 Juni 2025. Posisi perwakilan Papua Pegunungan kini digantikan oleh Karmen Anastasya.
Kontroversi bermula saat warganet menemukan unggahan video reels di akun Instagram @kogoya_merry tertanggal 16 Mei 2023.
Dalam video tersebut, Merince terlihat mengibarkan bendera Israel sembari menuliskan caption bernuansa religius: “Giat bagi SION, Setia bagi YERUSALEM, Berdiri bagi ISRAEL, Bangkir bagi Negeri dan Menuai bagi Bangsa-bangsa.”
Video itu memancing reaksi beragam dari publik. Sebagian besar warganet mengecam aksi Merince dan menilai bahwa ia tidak pantas menjadi finalis Miss Indonesia, mengingat posisi tersebut menuntut kepedulian terhadap isu-isu kemanusiaan.
“DESERVED!!! Minimal mikir sih, lu itu finalis Miss Indonesia. Yang bakalan jadi calon Miss World Indonesia… Ya kali malah jadi genocide enabler,” tulis akun @YourAwesomeBebe di media sosial.
Merince Kogoya pun memberikan klarifikasi melalui Instagram Story-nya. Ia menyatakan bahwa aksinya semata-mata merupakan bagian dari ibadah dan bukan bentuk dukungan politik.
“Saya hanya menjalankan kepercayaan saya sebagai pengikut Kristus untuk berdoa memberkati. Namun video reels saya dua tahun lalu disebarluaskan dengan berbagai macam pendapat yang tidak benar tentang keyakinan saya,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat, khususnya kepada warga Papua Pegunungan yang telah mendukungnya.
“Saya minta maaf kepada masyarakat Papua Pegunungan… Posisi saya digantikan dengan hitungan menit karena komentar publik yang pro-Palestina,” tambahnya.
Sementara itu, penyelenggara Miss Indonesia belum memberikan pernyataan resmi secara terbuka terkait kriteria dan proses keputusan pencoretan Merince. Namun, keputusan tersebut disambut baik oleh banyak pihak yang menilai bahwa sikap netral dan empatik terhadap konflik kemanusiaan harus dijunjung tinggi oleh seorang finalis ajang kecantikan bertaraf nasional.