Kabarminang — Safrizal (49), nelayan di Jorong Pauh Barat, Desa Pauh Barat, Kecamatan Pariaman Tengah, Kota Pariaman, menuntut ganti rugi atas kerusakan biduknya kepada anggota XIII DPR, Arisal Aziz. Ia mengklaim bahwa biduknya rusak dihantam air pasang sebagai dampak pengerukan pasir di Muara Gondoriah, Pantai Pariaman, yang dikerjakan oleh Arisal Aziz.
Safrizal menjelaskan bahwa biduknya hancur dihantam air pasang karena karena pengerukan pasir tersebut dilakukan di bagian tengah muara, bukan di bibir pantai. Karena pengerukan tersebut hanya dilakukan di tengah muara, sedangkan di tepi muara tidak dikeruk, ketika air pasang naik, air jadi mengombak sehingga menghantam biduk ke batu di pinggir muara.
“Biduk saya rusak dihantam ombak akibat pengerukan pasir pada pertengahan bulan puasa yang lalu. Saya sudah meminta ganti rugi langsung kepada Pak Arisal Aziz, tetapi tidak ada ganti rugi atau bantuan apa pun dari dia untuk saya,” ujarnya kepada Kabarminang.com pada Kamis (26/6).
Safrizal kemudian menyampaikan keluhan dan harapannya kepada Arisal Aziz melalui akun Facebook-nya sejak April kemarin. Ia membagikan video kondisi biduknya yang hancur itu ke grup-grup Facebook Pariaman dan grup-grup Facebook Padang Pariaman.
“Tanpa biduk itu, saya tidak bisa melaut. Kalau tidak bisa melaut, saya kesulitan menghidupi keluarga saya. Di rumah saya ada anak yatim yang ditinggalkan ayahnya dan janda yang ditinggalkan suaminya yang harus saya beri makan,” tuturnya.
Arisal Aziz di akun Instagram-nya pada 5 April 2025 mengatakan bahwa pengerukan pasir itu dilakukan agar kapal laut dan kapal wisata bisa bersandar di tepi pantai.
“Saya Haji Arisal Aziz, anggota DPR RI Komisi XIII Fraksi Partai Amanat Nasional. Saya langsung terjun ke lapangan di dapil saya, yaitu di Kota Pariman. Kota Pariaman daerah pesisir pantai. Daerahnya tempat bersandar kapal laut dan kapal wisata ke Pulau Angso Duo. Saya sebagai anggota DPR dapil Sumbar II merasa perlu memikirkan masalah yang ada di muara ini: pendangkalan. Sekarang saya lihat (muara) ini sudah bisa dilewati oleh kapal. Pengerukan pasir di muara ini bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar,” katanya.
Sehubungan dengan hal itu, Arisal Aziz mengatakan bahwa ia mengeruk pasir itu agar lalu lalang kapal laut lancar ke muara. Ia menyatakan bahwa tidak ada tujuannya melakukan pengerukan itu kecuali untuk membantu nelayan.
“Hampir ratusan juta Rupiah saya habiskan biaya untuk mengeruk pasir itu,” ucapnya melalui pesan WhatsApp pada Kamis (26/6) malam.