Kabarminang – Sebanyak 18 pemuda dari berbagai daerah di Indonesia menembus jalur berlumpur dan medan berat Desa Madobag, Siberut Selatan, Kepulauan Mentawai, dalam program Ekspedisi Pulau Terluar 5.0 yang berlangsung pada 9–19 Juni 2025.
Diselenggarakan oleh organisasi Barakati Indonesia, kegiatan ini menjadi simbol nyata pengabdian lintas ilmu di wilayah-wilayah terluar Indonesia yang kerap terlupakan. Selama 11 hari, mereka menggerakkan program di tiga sektor utama: kesehatan, pendidikan, serta pengembangan sumber daya alam dan manusia (PSDMA).
Kesehatan: Mengobati, Mengedukasi, dan Membangun Kesadaran
Ekspedisi Mentawai dimulai dengan pemeriksaan dan pengobatan gratis untuk warga Madobag. Target awal sebanyak 100 orang melampaui ekspektasi; lebih dari 116 warga antusias hadir untuk memeriksakan diri.
Menurut dr. Dartalina, sebagian besar keluhan masyarakat berasal dari asam urat, hipertensi, dan gangguan lambung—penyakit yang dipicu kerja fisik berat serta pola konsumsi harian yang terbatas.
Tak hanya itu, tim juga memberikan edukasi kesehatan gigi dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada 125 siswa SD, membentuk UKS dan membina dokter kecil di SDN 07 dan 21 Madobag serta SMPN 2 Siberut Selatan. Ini menjadi investasi jangka panjang dalam pembangunan kesehatan anak-anak Mentawai.
Pendidikan: 100 Kilogram Buku dan Sebuah Perpustakaan Mini
Meski harus berjalan kaki menembus dusun-dusun terisolasi, tim ekspedisi tetap menyapa sekolah demi sekolah dengan semangat tinggi. Para siswa menyambut kehadiran mereka dengan antusiasme luar biasa.
Sebanyak 100 kilogram buku donasi dibagikan, dan perpustakaan mini pun didirikan untuk menumbuhkan budaya literasi. Tak hanya itu, dilaksanakan juga sesi sharing bersama guru dari SDN 06, 07, 21, dan 24 Madobag mengenai pembelajaran kontekstual dan kreatif di wilayah pedalaman.
Potensi Lokal: Dari Ladang, Budaya, ke Etalase Digital
Di sektor PSDMA, fokus diarahkan ke Dusun Ugai yang kaya akan hasil ladang dan kerajinan tradisional Mentawai—seperti oppa, letcu, luat, dan kerei sogoi.