Kabarminang – Perayaan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Kecamatan Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi, berubah menjadi momen penuh kekecewaan bagi puluhan pelajar dari MTsN 7 Sungai Bahar. Mereka yang sedianya tampil membawakan pertunjukan drumband dalam upacara peringatan kemerdekaan, justru harus pulang dengan air mata.
Dalam video yang viral di media sosial, terlihat para siswa terhenti di tengah penampilan, formasi bubar, dan beberapa dari mereka tak kuasa menahan tangis. Rekaman itu diunggah oleh akun Instagram @feedgramindo pada Senin (18/8/2025).
Insiden bermula ketika para siswa sedang berada di tengah-tengah pertunjukan formasi drumband di halaman pendopo Unit 4 Kecamatan Sungai Bahar. Saat itu para siswa tengah menampilkan formasi drumband mereka dengan serius di hadapan tamu undangan. Namun di luar dugaan, panitia acara tiba-tiba memutar lagu “Selamat Ulang Tahun” dari Jamrud dengan volume tinggi.
Menurut informasi yang beredar, lagu tersebut diputar untuk memberi kejutan kepada istri Camat Sungai Bahar yang berulang tahun. Ironisnya, kejutan itu justru berlangsung bersamaan dengan penampilan anak-anak drumband yang telah berlatih berhari-hari untuk momen spesial ini.
Momen itu sontak mengacaukan penampilan para siswa. Irama lagu yang tidak sesuai dengan ritme drumband menyebabkan formasi berantakan. Sejumlah siswa tampak bingung, bahkan menangis, sementara sebagian lainnya berhenti bermain dan membubarkan diri.
Suasana menjadi semakin emosional saat beberapa orang tua yang hadir menyaksikan anak-anak mereka gagal tampil. Mereka mengecam panitia yang dinilai tidak peka terhadap perjuangan anak-anak yang telah berlatih keras selama berhari-hari.
Sejumlah warga yang menyaksikan ikut meluapkan kekecewaannya dengan menyoraki panitia yang tampak asyik berjoget di atas panggung.
Video insiden tersebut dengan cepat menyebar di media sosial. Dalam rekaman video, terdengar suara perekam yang mencoba menenangkan anak-anak. “Sudah gak apa-apa. Gak usah tampil lagi, biar, biar ku upload di medsos,” ujar perekam, diiringi suara lirih tangis para siswa