Kabarminang – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Sumatera Barat, terutama di kawasan pesisir barat, untuk mewaspadai dampak tidak langsung bibit siklon tropis 91S yang diprediksi meningkat statusnya menjadi Siklon Tropis Bakung pada Jumat (12/12/2025).
Wilayah yang berpotensi terdampak di Sumbar meliputi Pesisir Barat Sumatera Barat dan Kepulauan Mentawai, dengan ancaman berupa angin kencang serta gelombang tinggi hingga 2,5 meter. Situasi ini menjadi perhatian mengingat kondisi perairan Sumbar pascagalodo dan banjir besar masih labil.
BMKG menyebut Pesisir Barat Sumatera Barat termasuk zona yang akan menerima dampak angin kencang. Sementara wilayah perairan Mentawai diperkirakan mengalami peningkatan tinggi gelombang dalam 1–2 hari ke depan.
Nelayan, kapal wisata, dan armada penyeberangan diminta berhati-hati. Gelombang tinggi dapat muncul mendadak saat siklon mencapai intensitas maksimum.
Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani menjelaskan bibit siklon 91S diperkirakan akan meningkat statusnya menjadi Siklon Tropis Bakung mulai pukul 19.00 WIB. Bibit siklon ini muncul di Samudra Hindia barat daya Lampung dan terus menguat sejak 7 Desember 2025, dengan kecepatan angin mencapai 35 knot atau sekitar 65 km/jam.
Dampak Cuaca dan Gelombang di Wilayah Barat Daya Indonesia
BMKG merinci potensi cuaca ekstrem di sejumlah daerah barat daya Indonesia sebagai dampak tidak langsung Siklon Bakung:
Hujan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Bengkulu dan Lampung. Sedangkan angin kencang berpotensi melanda Pesisir Barat Sumatera Barat, Bengkulu dan lampung.
Gelombang laut 1,25–2,5 meter berpotensi terjadi di Kepulauan Mentawai, Perairan Bengkulu, Perairan Lampung, Perairan Selatan Selat Sunda, Perairan Selatan Banten hingga Jawa Barat
“Meskipun siklon ini bergerak menjauhi Indonesia, potensi dampak tidak langsung terhadap cuaca dan kondisi gelombang dalam 1–2 hari ke depan perlu diantisipasi,” ujar Faisal.
BMKG meminta pemerintah daerah, BPBD, nelayan, serta masyarakat pesisir untuk terus memonitor informasi resmi agar risiko dapat diminimalisasi.
















