Edy menceritakan bahwa keluarga tersebut sebelumnya tinggal selama bertahun-tahun di Jorong Silawai, Air Bangis. Ia menyebut keluarga itu pendatang dari Medan.
“Keluarga itu tertutup, jarang berkomunikasi dengan warga,” ucap Edy.
Sebelum massa menggeruduk rumah tersebut, kata Edy, ia bersama Kepala Seksi Ketenteraman dan Ketertiban Kecamatan Sungai Beremas dan ketua pemuda setempat mendatangi rumah itu untuk memverifikasi kebenaran isu tersebut. Ia mengatakan bahwa keluarga itu membantah isu tersebut.
“Bayi tersebut merupakan bayi dari anak perempuan di keluarga tersebut yang berusia 20 tahun. Anak itu lahir di Rao (Pasaman). Setelah lahir, anak dibawa ke Air Bangis,” ucap Edy.
Namun, isi kawin sedarah itu berembus makin kencang. Puncaknya, puluhan warga mendatangi rumah tersebut pada Rabu (10/12) siang. Karena itu, Edy berkoordinasi dengan Polsek Sungai Beremas untuk mengamankan keluarga itu karena informasi tentang kawin sedarah tersebut belum terbukti kebenarannya alias kabar burung. Setelah itu, kata Edy, polisi datang dan mengevakuasi keluarga itu dari sana dengan sebuah mobil. Ia menyebut bahwa polisi mengantarkan keluarga itu ke Simpang Air Balam, Nagari Parik, Kecamatan Koto Balingka.
“Saat itu ayahnya sedang bekerja sebagai kuli bangunan di Silapiang (Nagari Batahan, Kecamatan Ranah Batahan). Saya lalu menelepon ayahnya dan memintanya untuk tidak pulang karena banyak warga yang sedang mencarinya karena kabar burung tersebut,” tutur Edy.
Sementara itu, Sekretaris Nagari Air Bangis, Ermonsah, yang mendampingi keluarga itu saat diperiksa di Polres Pasaman Barat, mengatakan bahwa dalam pemeriksaan tersebut hadir kedua anak perempuan, ibu, tante, dan anak laki-laki keluarga tersebut. Ia menyebut bahwa kedua anak perempuan itu mengaku bahwa orang yang menghamili mereka ialah kakak laki-laki mereka.
“Selama ini orang tua korban tidak tahu bahwa pelakunya anak laki-laki mereka,” ucap Ermonsah. Ermon mendampingi korban sebagai utusan dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Pasaman Barat karena salah satu korbannya anak di bawah umur.















