Tommy juga mengingatkan bahwa Pulau Sipora tergolong pulau kecil yang pemanfaatannya diatur secara ketat dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
“Undang-undang itu menyebutkan bahwa wilayah pulau kecil sangat rentan terhadap bencana, baik alam maupun non-alam. Maka, segala aktivitas eksploitasi seperti penebangan kayu dan pertambangan tidak boleh dilakukan secara massif,” tegasnya.
Ia menilai pemerintah pusat dan daerah perlu mengevaluasi seluruh perizinan yang berpotensi merusak bentang alam di Mentawai. Bahkan, jika terbukti melanggar prinsip konservasi, izin-izin tersebut harus dicabut.
“Kalau hari ini ada izin yang massif, sudah saatnya untuk dievaluasi dan dihentikan,” ucapnya.
Tiga Kecamatan Terdampak, Ratusan KK Terkena Dampak
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai, Lahmuddin Siregar, menyebutkan bahwa bencana ini berdampak pada tiga kecamatan, yaitu Sipora Utara, Sipora Selatan, dan Siberut Utara.
“Total desa yang terdampak sebanyak 10. Di Sipora Utara ada Desa Tuapejat, Sido Makmur, Bukit Pamewa, dan Gosoinan. Di Sipora Selatan ada Matobe, Saureinu, Mara, dan Bosua. Sedangkan di Siberut Utara ada Desa Malancan,” ujar Lahmuddin, Sabtu (14/06/2025).
Menurutnya, sebanyak 859 kepala keluarga (KK) terdampak akibat genangan air dan longsor. Beberapa infrastruktur juga mengalami kerusakan seperti jembatan di Siberut Utara, bangunan parkir BPBD yang rusak akibat angin kencang, serta dinding rumah warga di Bukit Pamewa yang diterjang air.
“Banjir ini bukan banjir bandang, tapi lebih ke genangan. Saat air surut, masyarakat kembali ke rumah masing-masing,” katanya.
BPBD Mentawai telah membuka dapur umum, membersihkan material kayu yang menyumbat aliran sungai, dan menyalurkan bantuan logistik ke wilayah terdampak. Hingga kini, total kerugian masih dalam proses inventarisasi.
“Kami belum bisa menyimpulkan penyebab pasti banjir menahun ini. Namun banjir kali ini memang lebih tinggi dari sebelumnya,” pungkas Lahmuddin.