Para siswa, yang dipimpin oleh George menuntut terduga pelaku pelecehan diproses hukum, kemudian restitusi dan pemulihan hak korban.
“Kalau keadilan tidak ditegakkan, kami siap berhenti sekolah. Kami tidak akan diam sementara pelaku dilindungi dan korban ditinggalkan,” tegas George.
Ketua OSIS Diancam Dikeluarkan dari Sekolah
George mengungkap bahwa dua hari sebelum aksi protes, ia diancam akan dikeluarkan dari sekolah oleh Kepala Sekolah karena dianggap mencemarkan nama baik sekolah.
Keterangan Keluarga Korban
Keluarga korban, Suhardi mengungkapkan bahwa korban yang duduk di bangku kelas 10, telah dikeluarkan dari sekolah tanpa pemberitahuan jelas. Saat ini, korban terpaksa bersekolah di tempat yang jaraknya jauh dari rumah.
Pihak sekolah diketahui telah melakukan mediasi kasus tersebut. Namun menurut Suhardi, mediasi yang digelar pihak sekolah tidak melibatkan keluarga secara utuh dan dilakukan secara sepihak oleh kepala sekolah.
Surat perjanjian damai tertanggal 15 April 2025 itu dibuat saat kedua orang tua korban tengah sakit keras, sang ayah menderita stroke, sementara ibu korban mengalami gangguan jantung
“Dalam surat damai sepihak itu disebutkan empat poin, korban tidak akan mempermasalahkan kasus ini, kedua belah pihak dianggap sudah berdamai, pihak sekolah menyatakan masalah selesai dan tak diungkit kembali, serta pihak korban tidak akan melapor ke pihak berwajib,” ungkap Suhardi.