Kabarminang — Ketua Balai Jurnalis Pesisir Selatan (Baju Pessel), Robby Oktora Romanza, mengeluhkan sikap Plt. Kepala Badan Pengelolaan Keuangan, Pendapatan, dan Aset Daerah (BPKPAD) Pesisir Selatan, Intan Novia Atma Nanda, yang sulit dihubungi wartawan.
Ia mengatakan bahwa sejumlah wartawan menghubungi Intan untuk meminta data pajak daerah dan pendapatan asli daerah untuk dipublikasikan.
“Sesuai kode etik, kami sudah menghubungi yang bersangkutan melalui pesan messenger dan telepon selulernya. Namun, sudah dua hari ini tidak ada respons,” ujar Robby di Painan, Selasa (25/2).
Karena Intan tidak menjawab panggilan telepon wartawan, kata Robby, beberapa wartawan mendatangi kantor BPKPAD Pesisir Selatan untuk bertemu langsung dengan Intan. Namun, katanya, para wartawan hanya bertemu dengan petugas keamanan yang menjaga kantor tersebut.
“Kata beliau (Plt. Kaban), nanti sajalah,” kata petugas tersebut kepada para wartawan.
Seorang wartawan Painan, yang tidak mau disebutkan namanya, mengatakan bahwa sulitnya menghubungi Intan Novia Fatma sebagai pejabat daerah tidak hanya terjadi saat ia menjabat sebagai Plt. Kepala BPKPAD Pesisir Selatan. Ia mengungkapkan bahwa saat menjadi Plt. Dinas Kesehatan Pesisir Selatan sekaligus Juru Bicara Media Center Tanggap Darurat Bencana Banjir Pesisir Selatan, Intan susah dimintai data.
“Dulu juga sama. Betapa susahnya kita mendapatkan data terbaru bencana banjir saat yang bersangkutan ditunjuk sebagai Juru Bicara Media Center Tanggap Darurat Bencana tahun kemarin. Sama halnya saat Kecamatan Sutera dilanda wabah diare, dan saat itu yang bersangkutan juga menjabat Plt Kepala Dinas Kesehatan. Setelah berhari-hari baru kita bisa mendapatkan data,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa para wartawan belum mendapatkan data kaleidoskop BPKPAD Pesisisr Selatan 2024 lantaran susahnya menghubungi Intan.