Kabarminang – Wilayah hukum Polres Pariaman tengah diselimuti awan kelabu. Dalam waktu berdekatan, tiga kasus besar mengguncang ketenangan masyarakat.
Ketiga kasus tersebut meliputi dugaan sodomi berantai terhadap anak di bawah umur, kematian tragis seorang nenek korban penganiayaan berat, serta penusukan maut di Gasan Gadang yang menelan korban jiwa.
Kasus Sodomi Berantai: Lima Korban Sudah Divisum, Pelaku Segera Ditetapkan
Polres Pariaman tengah mendalami kasus dugaan tindak pidana sodomi berantai yang menjerat anak-anak di bawah umur di Campago, Kampuang Dalam. Kasus ini mencuat setelah warga melapor karena adanya sejumlah anak yang diduga menjadi korban pelecehan.
Kasat Reskrim Polres Pariaman, Iptu Rio Ramadhani, menegaskan pihaknya telah mengambil langkah cepat dan konkret dalam penanganan perkara ini.
“Hari ini korban kita visum di RS Bhayangkara Padang, yang divisum ada lima orang. Kemungkinan korban akan bertambah,” ujar Iptu Rio beberapa waktu lalu, dikutip Senin (20/10/2025).
Menurut penyelidikan awal, aksi keji tersebut dilakukan berulang sejak Maret 2025 di musala dan area semak-semak. Para korban awalnya diancam agar bungkam. Saat ini, kepolisian tengah melengkapi alat bukti, memeriksa saksi, serta mempersiapkan gelar perkara untuk menetapkan tersangka dalam waktu dekat.
Tragedi Nenek RD: Meninggal Dunia Usai Kritis, Diduga Dianiaya Saat Membela Cucu
Kasus berikutnya adalah kematian seorang nenek berinisial RD, warga Korong Sungai Sirah, Sungai Limau, Padang Pariaman. RD meninggal dunia usai mengalami luka berat akibat dugaan penganiayaan. Ia disebut menjadi korban setelah membela cucunya yang mengalami dugaan pencabulan.
Anak korban, SA (40), telah melaporkan kasus ini ke Polres Pariaman pada Sabtu (14/9/2025).
Ketua Aksi Solidaritas Piaman Laweh (Aspila), Azwar Anas, yang mendampingi keluarga korban, mengungkapkan bahwa kondisi RD sejak awal sangat memprihatinkan.
“Keadaan sangat parah, mata berdarah dan muntah darah juga,” ujar Azwar.