Kabarminang — Penunjukan Taufiqur Rahman sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPW Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Sumbar menarik perhatian publik karena sebelumnya ia dikenal sebagai kader muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan anak Mahyeldi, petinggi dan salah satu pendiri PKS Sumbar.
Guru Besar Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas, Asrinaldi, menilai bahwa keputusan Taufiq bergabung dengan PSI mencerminkan dua hal penting dalam dinamika politik internal PKS dan arah pandang generasi mudanya. Pertama, hal itu bentuk ketidakpercayaan di internal PKS terhadap masa depan partai, terutama dalam hal kemampuan bersaing ke depan. Menurutnya, kepindahan Taufiq itu menunjukkan adanya kegelisahan di kalangan kader muda PKS terhadap sistem kaderisasi partai yang dinilai tertutup dan kurang adaptif terhadap perubahan zaman.
“Sistem kaderisasi PKS cenderung tertutup. Barangkali ini menjadi gambaran bahwa kondisi tersebut sudah tidak relevan lagi bagi anak muda, termasuk kader muda PKS seperti Taufiqur Rahman, yang merasa karier politiknya bisa berkembang di luar PKS,” ujar Asrinaldi kepada Kabarminang.com pada Jumat (17/10/2025).
Kedua, kata Asrinaldi, keputusan Taufiq pindah ke PSI merupakan sinyal bahwa posisi politik Mahyeldi ke depan tidak akan sekuat sebelumnya.
“Ia mungkin memberi kebebasan kepada anaknya karena situasi internal partai dianggap tidak lagi nyaman untuk perkembangan karier politik Taufi,” tutur pengamat politik itu.
Keputusan Taufiq bergabung dengan PSI, menurut Asrinaldi, juga merupakan strategi memanfaatkan momentum dan reputasi Mahyeldi yang masih dikenal luas oleh masyarakat Sumbar. Keputusan Taufiq itu, kata Asrinaldi, menunjukkan bahwa kader muda PKS punya cara pandang berbeda dengan sistem lama yang ketat, berjenjang, dan panjang.
“Generasi sekarang lebih terbuka terhadap peluang dan perubahan,” ucapnya.
Asrinaldi juga meyakini bahwa keputusan tersebut telah melalui pembicaraan internal keluarga Taufiq.
“Saya yakin sudah ada diskusi dengan Buya Mahyeldi. Tidak mungkin keputusan sebesar ini diambil sendiri. Namun, hal ini tetap menjadi kritik bagi PKS yang selama ini terlalu bergantung pada struktur dewan syuro,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan bahwa mantan Ketua DPW PSI Sumbar, Sukma Trianda Putra, mengatakan bahwa Taufiq ditunjuk oleh Ketua Umum DPP PSI, Kaesang, menjadi Plt. Ketua DPW PSI Sumbar pada Rabu (15/10). Ia menyebut bahwa penunjukan itu dilakukan untuk mengisi posisi Ketua DPW PSI Sumbar yang kosong dua bulan.
“Kepemimpinan saya sebagai Ketua DPW PSI Sumbar periode 2020—2025 berakhir dua bulang yang lalu. Untuk mengisi kekosongan kepimpinan itu, proses administrasinya memang ditunjuk plt sebagai pemimpin. Kaesang menunjuk Taufiq sebagai plt untuk melengkapi kepengurusan DPW PSI Sumbar hingga sebulan ke depan,” ujar Sukma kepada Kabarminang.com pada Kamis (16/10).
Sukma mengatakan bahwa ditunjuknya Taufiq menjadi Plt. DPW PSI Sumbar bukanlah hal yang terjadi secara dadakan. Ia mengungkapkan bahwa Taufiq sudah lama menjalin komunikasi dengan DPP PSI.
Di samping itu, Suka mengatakan bahwa ditunjuknya Taufiq yang merupakan anak petinggi PKS Sumbar untuk memimpin PSI di Sumbar merupakan bukti bahwa politik bersifat dinamis. Ia menyebut bahwa hal itu merupakan hal biasa dalam dunia politik.
Pada Pileg 2024 Taufiq menjadi caleg untuk DPRD Sumbar Dapil 4 dari PKS. Karena perolehan suaranya tidak cukup, ia tidak dapat menduduki satu kuris di DPRD provinsi.
Sementara itu, ayah Taufiq, Mahyeldi dikenal sebagai salah satu pendiri PKS Sumbar, ketika partai itu masih bernama Partai Keadilan. Pada PKS Mahyeldi kini menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah PKS Sumbar. Sebelumnya, ia merupakan Ketua DPW PKS Sumbar. Sementara itu, pada pemerintahan, ia menjabat sebagai Gubernur Sumbar. (Aldo)