Kabarminang – Pemerintah Kota Bukittinggi menyambut hangat kedatangan ratusan perantau Minang, khususnya yang berasal dari Nagari Kurai Limo Jorong dan kini berdomisili di Riau, dalam kegiatan bertajuk “Wisata Adat Manyilau Kampuang” yang digagas oleh Ikatan Keluarga Kurai Limo Jorong (IKKLJ) Riau. Acara ini berlangsung di Balairung Rumah Dinas Wali Kota Bukittinggi pada Sabtu (6/9).
Rombongan perantau yang dipimpin sesepuh dan pembina IKKLJ, H. Zulhaq Kari Mangkudun, serta Ketua IKKLJ Riau dan para anggota, disambut langsung oleh Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, didampingi Sekretaris Daerah, Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai, dan Bundo Kanduang.
Ketua pelaksana kegiatan, Feri Harmen Dt. Rajo Alam, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan mempererat tali silaturahmi antara masyarakat Kurai di perantauan dan kampung halaman. Ia juga menekankan pentingnya pelestarian adat dan budaya Kurai, khususnya bagi generasi muda yang lahir dan tumbuh jauh dari kampung halaman.
“Lebih dari 30 tahun orang Kurai merantau ke Riau, bahkan ada yang lahir di sana. Dengan wisata adat ini, kita bisa kembali berkumpul dan memperkenalkan adat Kurai kepada generasi penerus,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Karapatan Adat Kurai Limo Jorong, Inyiak Dt. Sati, mengapresiasi kegiatan ini sebagai langkah positif untuk mendata kembali keberadaan Niniak Mamak dari berbagai suku yang belum tercatat karena berada di perantauan.
“Masih banyak Niniak Mamak antar suku yang belum terdaftar karena berada di perantauan. Harapan kami, semua yang hadir dapat mengunjungi balai adat dan bersama-sama mempelajari adat-istiadat Kurai,” jelasnya.
Dalam sambutannya, Wali Kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat hubungan emosional antara perantau dan masyarakat di kampung halaman, serta memperkenalkan kembali peran pemerintah kota.
“Kegiatan ini bukan hanya ajang silaturahmi, tetapi juga sarana mengenalkan peran dan sejarah penting Bukittinggi sebagai kota perjuangan bangsa,” ujarnya.
Ramlan juga menegaskan pentingnya peran para Niniak Mamak dan Datuak dalam menjaga generasi muda dari pengaruh negatif, seperti penyalahgunaan narkoba dan tindakan yang bertentangan dengan nilai adat Minangkabau.
“Tugas Niniak Mamak dan Datuak sangat berat. Mari bersama kita ajarkan kemanakan untuk memperdalam adat Minangkabau,” tambahnya.
Di akhir sambutannya, Wako menyuarakan harapan agar status Bukittinggi sebagai Kota Perjuangan dapat segera diakui secara resmi oleh pemerintah pusat, mengingat peran historisnya dalam perjalanan bangsa Indonesia.
“Bukittinggi pernah menjadi ibukota sementara Indonesia dan ibukota Sumatra Barat. Kami memohon doa dan dukungan agar status ini diakui secara tertulis,” tutupnya.