Kabarminang – Warga di Korong Lakuak, Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, menolak keluarga Wanda, pelaku pembunuhan tiga mahasiswi disertai mutilasi, tinggal di wilayah mereka.
Diketahui Satria Johanda alias Wanda (25) jadi tersangka pembunuhan tiga korban yakni Siska Oktavia Rusdi, Adek Gustiana dan Septia Adinda (25). Siska dan Adek, dua mahasiswi yang dilaporkan hilang sejak Januari 2024, jasadnya ditemukan tinggal tulang belulang di sumur tua di rumah pelaku. Sementara, korban Septia jasadnya dimutilasi dan dibuang di aliran Sungai Batang Anai.
Peristiwa pembunuhan itu menyisakan trauma mendalam bagi warga. Ketakutan masih menyelimuti kehidupan masyarakat di sekitar lokasi kejadian.
Seorang warga setempat, Junaidi (47), mengatakan bahwa warga menolak kehadiran kembali keluarga pelaku di nagari mereka. Menurutnya, kehadiran keluarga itu selama ini dinilai membawa keresahan dan dianggap sebagai sumber potensi masalah baru.
“Sejak lama mereka sering bermasalah. Kami tidak ingin mereka kembali ke sini. Sekarang warga sudah merasa sangat terganggu dan takut,” ujar Junaidi saat ditemui, Rabu (25/6).
Diketahui, salah satu saudara pelaku, yakni abang kandungnya, merupakan mantan anggota kepolisian yang diberhentikan tidak dengan hormat karena kasus narkoba. Sementara pelaku sendiri telah menjadi sorotan karena aksi keji pembunuhan dan mutilasi yang dilakukannya. Bahkan, adik bungsu mereka juga disebut-sebut pernah terlibat dalam kasus pencurian sepeda motor (curanmor).
“Bukan sekali dua kali keluarga ini bikin masalah. Jadi wajar kalau warga merasa tidak nyaman,” tambah Junaidi.
Rumah yang mereka tempati pun bukan milik pribadi, melainkan hanya sebatas menumpang. Fakta ini membuat warga semakin mantap untuk menolak keberadaan keluarga tersebut di Korong Lakuak.
“Kami ingin hidup aman dan damai. Setelah kejadian ini, banyak warga yang masih takut keluar malam. Trauma ini tidak bisa hilang begitu saja,” katanya.