Kabarminang — Polisi menangkap seorang pria karena diduga menggelapkan uang warga sebesar Rp9 juta untuk mengurus pembuatan sertifikat tanah. Polisi menangkap pria berinisial RFI (39) itu di Painan, Kecamatan IV Jurai, Pesisir Selatan, pada Kamis (11/9) sekitar pukul 15.00 WIB.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pesisisr Selatan, AKP Yogie Biantoro, mengatakan bahwa korban RFI ialah perempuan berinisial SEL. Ia menceritakan bahwa penipuan itu berawal dari kedatangan RFI ke rumah SEL pada Rabu (2/9/2024) sekitar pukul 14.00 WIB. SEL yang waktu itu didampingi suaminya, M, bercerita kepada RFI bahwa ia ingin membuat sertifikat atas tanah yang baru ia beli.
“RFI memberi tahu SEL bahwa ia bisa mengurus pembuatan sertifikat tanah. SEL lalu bertanya kepada RFI berapa lama membuat serfitikat tanah. RFI menjawab bahwa jika mengurus pembuatan sertifikat tanah kepadanya selesai dalam waktu tiga bulan. Kemudian, SEL bertanya kepada RFI tentang biaya pembuatan sertifikat tersebut. RF menjawab bahwa biayanya Rp7 juta,” tutur Yogie pada Jumat (13/9).
Selanjutnya, kata Yogie, RFI meminta uang panjar pengurusan pembuatan sertifikat tanah itu Rp1 juta kepada SEL. SEL lalu mentransfer uang tersebut ke rekening bank istri RFI. SEL berjanji kepada RFI untuk melunasi sisa biaya pengurusan tersebut pada November 2024.
“Pada November 2024 SE menghubungi RFI untuk mengatakan bahwa uang pengurusan pembuatan sertifikat itu sudah ada. Lalu, RFI datang ke rumah SEL. Wewaktu itu SEL berada di rumah bersama suaminya, M, dan saksi berinisial NS. SEL memberikan uang Rp6 juta untuk mengurus sertifikat kepada RFI. RFI menjanjikan pembuatan sertifikat itu selesai pada Januari 2025,” ujar Yogie.
Pada Desember 2024, kata Yogie, RFI datang ke rumah SEL untuk memberi tahu bahwa uang untuk mengurus pembuatan sertifikat tanah naik karena pajak pembuatan sertifikat tanah naik. Karena itu, RFI menyampaikan kepada SEL bahwa biaya untuk pengurusan sertifikat itu kurang Rp3 juta.
“Kemarin kata kamu mengurus sertifikat tanah Rp7 juta. Kenapa sekarang kamu meminta uang lagi?” Demikian kata SEL kepada RFI dalam laporan yang diberikan Yogie kepada Kabarminang.com.
RFI menjawab bahwa penambahan biaya itu terjadi karena naiknya pajak pembuatan sertifikat tanah. Saat itu SEL tidak memberikan uang kepada RFI karena belum punya uang.