Mudik sebagai tradisi agama dan sosial seiring berjalannya waktu, mudik menjadi tradisi yang tak terpisahkan dari perayaan Idulfitri. Di Indonesia, mudik menjadi cara bagi umat Muslim untuk berbagi kebahagiaan, mempererat tali silaturahmi, serta memohon ampunan dan saling memaafkan. Menurut Dr. Azyumardi Azra, seorang pakar sejarah Islam Indonesia, mudik juga memiliki dimensi spiritual, di mana umat Muslim berharap agar perjalanan mudik mereka membawa berkah.
Mudik dan transformasi transportasi seiring dengan perkembangan zaman, terutama pada abad ke-20 hingga 21, sektor transportasi Indonesia turut berkembang. Infrastruktur jalan, kereta api, serta bandara yang semakin baik memfasilitasi semakin banyaknya orang yang ingin mudik. Di era modern ini, transportasi udara juga mulai menjadi pilihan utama bagi banyak orang yang ingin kembali ke kampung halaman dengan waktu lebih cepat.
Dengan demikian, tradisi mudik bukan hanya sekedar fenomena musiman atau kebiasaan, tetapi juga mencerminkan hubungan sosial yang kuat antara masyarakat Indonesia dengan kampung halaman serta makna spiritual yang dalam dalam merayakan Hari Raya Idulfitri.