Zul mengatakan bahwa peristiwa hewan ternak sering diterkam dan dimakan harimau di Sungai Gambir Sako karena memang nagari itu berada di dekat Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), yang merupakan habitat harimau, dan berbatasan dengan Kabupaten Kerinci, Jambi. Ia mengungkapkan bahwa harimau bahkan pernah menerkam manusia di sana.
“Di belakang semak-semak di depan SD itu ada bukit, yang sudah masuk wilayah TNKS. Jadi, memang sering kasus harimau makan ternak di sini. Sebelum kejadian kali ini, tahun lalu ada sapi warga yang dimakan harimau,” ucapnya.
Kejadian itu, kata Zul, menjadi perhatian warga Sungai Gambir Sako. Karena itu, katanya, tempat sapi mati tersebut ramai dikunjungi warga untuk melihat kondisi sapi.
Zul menyebut bahwa kejadian itu membuat sebagian siswa SDN Ranah Ampek Hulu Tapan tidak pergi ke sekolah karena takut dan sebagian lagi yang pergi ke sekolah pulang lebih awal dan dikawal oleh orang tua. Selain itu, katanya, warga setempat jadi takut keluar rumah karena takut harimau kembali masuk perkampungan.
“Untuk sementara, saya mengimbau warga untuk keluar rumah setelah Magrib untuk menghindari terjadinya kontak dengan harimau,” tuturnya.
Setelah mendapatkan laporan sapi yang digigit harimau, Zul mengirimkan laporan ke BKSDA Sumatera Barat Resort Pesisir Selatan. Ia meminta BKSDA untuk mengambil tindakan agar warga merasa aman, misalnya memindahkan harimau tersebut ke tempat yang jauh dari permukiman warga.