Terakhir, Adib mengatakan bahwa penulis harus memahami ejaan dan tata bahasa sebab tulisan bekerja sendiri setelah terbit dan dikonsumsi pembaca. Artinya, kata Adib, setelah terbit, tulisan akan menjelaskan dirinya sendiri kepada pembaca tanpa bantuan penulis. Ia mengatakan bahwa penulis tidak akan bisa lagi memberikan penjelasan kepada pembaca yang tidak memahami tulisan si penulis karena tulisan bukanlah jenis karya interaktif.
Selain sebagai wartawan, Holy Adib dikenal sebagai penulis esai bahasa. Ia sudah menerbitkan tiga buku kumpulan esai bahasa, yaitu Sejarah Nama Bahasa Indonesia: Kumpulan Artikel dan Esai (2023), Perca-Perca Bahasa: Kumpulan Esai (2021), dan Pendekar Bahasa (2019). Selain itu, ia merupakan editor eksternal Kamus Besar Bahasa Indonesia.