Salah satu pengunjung, Hamid mengaku sudah rutin menyaksikan prosesi ini setiap tahun.
“Saya dan keluarga selalu datang untuk melihat langsung Tabuik Basalisiah. Ini bagian paling meriah dan menegangkan dari Festival Tabuik. Dan hanya berlangsung pada malam hari,” katanya.
Sebagai informasi, Festival Tabuik merupakan tradisi budaya khas masyarakat Pariaman, Sumatera Barat, yang digelar setiap tanggal 1–10 Muharram untuk mengenang gugurnya cucu Nabi Muhammad SAW, Imam Husein, di Padang Karbala.
Prosesi ini dimulai dari Maambiak Batang Pisang, Manabang Batang Pisang, hingga puncaknya pada Hoyak Tabuik dan pembuangan ke laut.
Kota Pariaman sendiri merupakan daerah pesisir di utara Kota Padang, yang terkenal akan kekayaan budaya dan semangat kolektif warganya dalam menjaga tradisi.
Tabuik Basalisiah menjadi bukti bahwa warisan leluhur tidak hanya diwariskan, tetapi juga dihidupkan dengan penuh semangat bahkan hingga menegangkan.