“Kemarin pihak kepolisian datang, Wakapolres Kota Pariaman, Kompol Jon Hendri, langsung turun tangan. Beliau berjanji akan membangun rumah layak untuk Zainal,” kata Wali Nagari Tigo Koto Aur Malintang Utara, Amri Besman.
Jon Hendri menegaskan bahwa ia melakukan hal itu murni demi kemanusiaan.
“Tidak ada kepentingan lain. Ini tugas Polri untuk hadir di tengah masyarakat dan membantu mereka yang membutuhkan,” katanya.
Ia mengatakan bahwa peletakan batu pertama pembangunan rumah direncanakan dalam waktu dekat. Polres Pariaman, pemerintah nagari, dan masyarakat bahu-membahu memberikan bantuan.
Meski begitu, kisah Zainal Arifin menimbulkan keprihatinan mendalam. Di tengah program-program kesejahteraan yang digembar-gemborkan, mengapa masih ada warga yang memilih hidup di gubuk plastik karena merasa tak layak hidup bersama keluarganya? Di mana letak kegagalan kita dalam merangkul mereka yang terluka dan terpinggirkan?
Jon Hendri mengulas kisah Zainal bukan sekadar potret kemiskinan. Menurutnya, kisah itu merupakan cermin getir tentang betapa sunyinya hidup dalam sakit dan ketidakberdayaan.
“Di tengah kesunyian itu, kita diingatkan bahwa kemanusiaan tidak boleh menunggu viral untuk bergerak,” tuturnya.
Zainal beraktivitas di gubuk plastiknya di Padang Lariang Tengah, Nagari Tigo Koto Aur Malintang Utara, Kecamatan IV Koto Aur Malintang, Padang Pariaman, Sabtu (26/4). Foto: Rendi Hakimi