Kabarminang – Pemerintah Kota (Pemko) Padang memastikan akan memberikan pendampingan dan penyembuhan trauma (trauma healing) bagi jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) korban pembubaran aktivitas ibadah dan pendidikan agama di rumah doa di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Minggu (27/7) sore.
Camat Koto Tangah, Fizlan Setiawan, menyebut bahwa pihaknya tengah mendata jemaat GKSI itu. Dalam peristiwa tersebut, katanya, dua orang mengalami luka-luka dan telah mendapatkan perawatan di RSUP M. Djamil Padang. Ia mengatakan bahwa keduanya diperbolehkan pulang pada Minggu (27/7) pukul 23.45 WIB.
“Pada saat kejadian, ada sekitar 30 orang yang mayoritas ibu-ibu dan anak-anak. Saat ini kami sedang mengumpulkan data jemaat karena ini berkaitan dengan rencana trauma healing yang akan difasilitasi Dinas Sosial serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,” ucap Fizlan, Senin (28/7).
Wali Kota Padang, Fadly Amran, menegaskan bahwa perdamaian dan kerukunan antarwarga harus terus dijaga.
“Ke depan, kita perkuat koordinasi antar kelompok masyarakat lintas etnis di wilayah masing-masing sebagai langkah awal evaluasi,” ucapnya.
Fadly menambahkan bahwa Kota Padang berkomitmen menjaga keberagaman dan keharmonisan sosial.
“Kami akan melakukan introspeksi ke depan sebagai strategi agar masyarakat semakin rukun. Tentunya, kita berharap peristiwa ini tidak terulang lagi,” ujarnya.
Wakil Wali Kota Padang, Maigus Nasir, juga menekankan penegakan hukum harus ditegakan, tetapi tidak mengabaikan pemulihan psikologis korban.