Derijol menyampaikan bahwa setelah banjir Maret 2024 melanda, warga berharap Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan membangun jembatan permanen sebagai pengganti jembatan gantung yang hanyut dibawa banjir. Ia menerangkan bahwa warga menginginkan jembatan permanen agar jembatan itu bisa dilalui alat berat untuk mengaspal jalan di Koto Rawang. Selama ini, kata Derijol, jalan Koto Rawang tidak pernah diaspal.
“Jalannya rabat beton, yang banyak lubang,” ucapnya.
Derijol mengatakan bahwa jembatan darurat yang dibangun warga setelah banjir tersebut membuat warga khawatir melaluinya karena lebarnya hanya satu meter dan tidak ada pembatas di kiri dan kanan jalan. Pada malam hari, kata Derijol, lampu jalan hanya menerangi pangkal dan ujung jembatan, sedangkan di tengah jembatan tidak ada cahaya sama sekali. Selain itu, kata Derijol, jembatan darurat itu tidak bisa dilewati mobil sehingga warga Koto Rawang yang punya mobil memarkirkan mobil mereka di luar jembatan, tepatnya di Nagari Salido Saribulan.
Setelah jatuhnya dua warga dari jembatan itu, yang mengakibatkan salah satu warga tewas, kata Derijol, warga berharap Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan segera membangun jembatan permanen di sana untuk menghindari jatuhnya korban jiwa lainnya.
Terjatuhnya warga ke sungai dari jembatan darurat di Koto Rawang tersebut bukanlah peristiwa pertama yang terjadi. Tokoh masyarakat Koto Rawang, Harjumita Datuak Rajo Gamuyang, mengungkapkan bahwa sudah sepuluh warga yang terjatuh dari jembatan itu sejak 2024. Ia menjelaskan bahwa pada 2024 ada satu warga yang terjatuh. Sementara itu, pada 2025 ada sembilan warga yang terjatuh.
“Tahun 2025, pertama, terjatuh satu orang yang membawa durian. Kedua, terjatuh dua orang, bapak dan anak. Seminggu yang lalu terjatuh empat orang yang mengangkut batu bata. Tadi jatuh dua orang. Semuanya terjatuh saat mengendarai sepeda motor ketika melewati jembatan itu. Tapi, baru tadi ada korban terjatuh yang meninggal dunia,” tuturnya.
Harjumita kesal kepada pemerintah karena lamban membangun jembatan tersebut. Padahal, katanya, jembatan darurat itu dibangun sejak Maret 2024 setelah banjir besar menghanyutkan jembatan gantung Koto Rawang.