“Saya cari informasinya dulu. Kalau belum ada laporan, susah bagi kami mengidentifikasi pelakunya,” ujar Dwi.
Diketahui, G yang tinggal di Dharmasraya itu, kini tengah menjalani pengobatan setelah divonis mengidap kista rahim akibat aborsi yang dilakukannya. Kondisi kesehatan G terus menurun setelah menjalani aborsi.
G juga mengungkapkan bahwa selama ini ia merasa kasus tersebut sengaja ditutup-tutupi.
“Saya merasa kehilangan arah, hidup sendiri dalam kecemasan,” ujar G kepada Sumbarkita, Kamis (31/1).
Ia memberanikan diri bercerita lantaran sudah tak kuasa menahan beban dan berharap ada keadilan atas apa yang menimpanya. G juga memperlihatkan foto bukti berupa obat aborsi, tagihan rumah sakit saat menjalani aborsi dan dokumen lainnya.
Dalam kesaksian G, kasus ini bermula ketika ia berkenalan dengan RA pada Februari 2024. Ia bersama RA kemudian menjalin hubungan namun tidak berpacaran. Hubungan tersebut berlanjut hingga pada Mei 2024 G mengetahui dirinya hamil. G menyampaikan kehamilannya itu kepada RA dan memintanya untuk ikut bertanggung jawab.
“Namun dia tidak bersedia dan meminta untuk digugurkan. Saya sampaikan ingin merawat (bayi jika lahir) namun dia bilang tidak akan pernah melihatnya,” ujar G lirih.