Kabarminang – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan RI, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyampaikan kuliah umum bertema Building Resilient and Sustainable Indonesia di Convention Hall Universitas Andalas (Unand), Selasa (30/9/2025).
Dalam kesempatan tersebut, AHY menekankan tiga agenda utama yang perlu dihadapi Indonesia, yakni megatren global, tantangan kebencanaan, serta pembangunan infrastruktur berkelanjutan dan tangguh.
“Agenda pertama mencakup tiga hal penting, yaitu food scarcity (kelangkaan pangan), energy scarcity (kelangkaan energi), dan water scarcity (kelangkaan air). Selain itu, dunia menghadapi tren global berupa aging population di sebagian negara, sementara Indonesia sedang berada pada fase bonus demografi. SDM kita harus menjadi aset utama bangsa,” ujar AHY.
Ia juga menyinggung tantangan urbanisasi, di mana 70 persen penduduk dunia diprediksi tinggal di perkotaan, serta ancaman krisis iklim yang berdampak pada gagal panen, kekeringan, dan polusi.
Menurut AHY, Indonesia memiliki kerentanan tinggi terhadap bencana alam.
“Kita dihadapkan pada bahaya gunung api, gempa, tsunami, dan kelangkaan pangan. Krisis iklim memperburuk kondisi ini, dengan munculnya gelombang panas, badai, dan kenaikan muka air laut,” katanya.
Dari sisi infrastruktur, ia menyoroti banyaknya bangunan yang belum tahan gempa serta penurunan muka tanah akibat penggunaan air tanah berlebihan. AHY menekankan pentingnya mitigasi bencana berbasis edukasi masyarakat, simulasi, penyediaan stok logistik, hingga kolaborasi dengan NGO dan lembaga internasional.
“Seandainya bencana terjadi, kita harus siap melakukan pemulihan pascabencana dengan cara cerdas dan ramah lingkungan,” tambahnya.
Komitmen Unand dalam Mitigasi Bencana
Rektor Universitas Andalas, Efa Yonnedi, dalam sambutannya saat pembukaan International Conference on Disaster Mitigation and Management (ICDMM), menegaskan komitmen kampus dalam mendukung mitigasi bencana.