Kabarminang — Sejumlah mega proyek pembangunan jalan nasional di Sumbar dari anggaran APBN bernilai puluhan miliar Rupiah tahun 2024 selesai dikerjakan. Tak hanya itu, proses serah terima pertama atau provisional hand over (PHO) antara kontraktor pelaksana dan pemda atau pejabat pembuat komitmen juga telah dilaksanakan pada Desember 2024.
Namun, kinerja Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Sumbar pada 2024 menuai sorotan. Di Koto Baru, Dharmasraya, hasil pembangunan proyek itu mendapatkan perhatian pengguna jalan dan warga setempat. Hal itu terjadi karena lajur ruas jalan junction Koto Baru retak di sejumlah titik. Tak hanya itu, lajur baru di Koto Baru retak panjang. Warga khawatir jalan itu terban karena di bawah jalan tersebut ada box culvert (polongan).
Berdasarkan pantauan Sumbarkita, sejumlah titik jalan retak, mengalami penurunan, makin hancur. Di beberapa titik jalan diduga retak sekitar 5—10 meter.
Pembangunan ruas jalan junction Koto Baru batas Jambi itu dilaksanakan oleh PT Kalidareh Cipta Sarana dengan anggaran terkontrak Rp38.347.010.255.
Direktur PT Kalidareh Cipta Sarana, Teddy Deska, menyebutkan bahwa setelah proyek selesai, ada masa perawatan selama satu tahun.
“Pekerjaan yang rusak setahun ke depan itu tanggung jawab kami,” ujar Teddy belum lama ini kepada Sumbarkita.
Sementara itu PPK 2.2 BPJN Sumbar, Rolli Ekianto, mengatakan bahwa terkait dengan kondisi jalan, pihaknya akan meninjau lokasi jalan yang rusak tersebut.
“Nanti kami tindak lanjuti. Masa pemeliharaannya setahun,” ujar Rolli.