RSUD Muhammad Yamin menargetkan pendapatan sebesar Rp74 miliar pada 2025. Mutiara menyebut perlu dilakukan beberapa upaya untuk mencapai target tersebut, diantaranya penambahan dokter specialis untuk Urologi, Rehabilitasi Medik hingga Radiologi.
“Tidak hanya itu, penambahan layanan kemoterapi juga perlu ditambah hingga penambahan aset ATM hingga penyediaan outlet UMKM perlu dilaksanakan,” terangnya.
Ia menyebut pada tahun 2024, kegiatan pembangunan bangsal untuk penyakit dalam tidak terlaksana karena kajian teknisnya belum memenuhi syarat. Sejumlah kegiatan fisik juga tidak terlaksana karena tidak ada kepastian penerimaan dan pendapatan.
“Salah satu faktor turunnya pendapatan adalah sistem klaim BPJS yang merugikan RSUD Muhammad Yamin,” pungkasnya.