Sejak 2019 Nel hidup dari pemberian orang lain. Sehari-hari ia diberi makanan oleh tetangga dan warga kampungnya berupa nasi dan lauk pauk untuk tiga kali makan sehari.
“Saya tidak bisa memasak nasi dan makanan karena kondisi saya. Dapur saja tidak ada,” tuturnya.
Kalau musim panen padi, Nel diberi beras oleh warga. Kadang-kadang ada perantau yang memberinya sedekah, yang dikirimkan lewat anggota kelaurga perantau yang berada di kampung. Nel menyimpan uang pemberian orang-orang untuk membiayai sekolah anaknya dan kebutuhan lainnya. Nel juga mendapatkan bantuan langsung tunai dari pemerintah daerah.
Kegiatan Nel sehari-hari ialah mandi, dengan menimba air dari sumur dengan ember bertali. Ia juga menimba air untuk memandikan anaknya, mencuci piring, pakaian, serta menjemurkan pakaian. Selain itu, ia menyapu rumah. Ia melakukan semua kegiatan tersebut dengan meraba-raba. Kadang-kadang ia terbentur dengan dinding atau peralatan lain di rumahnya.
Nel berharap ia dan anaknya dibantu oleh pemerintah daerah dan orang yang terketuk pintu hatinya akan kisah sedih perempuan tunanetra malang itu. Ia juga berharap
Nel berharap kepada Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat serta orang yang terketuk pintu hatinya akan kisah sedih perempuan tunanetra malang itu untuk membantu dirinya dan anaknya. Ia juga berharap agar atap rumahnya diperbaiki karena sudah banyak bagian yang bocor.