Kabarminang — Nel Ardani (40), warga Kampung Asam Kamba, Nagari Asam Kamba Pasar Baru, Kecamatan Bayang, Pesisir Selatan, bisa dibilang memiliki penderitaan yang lengkap. Ia penyandang tunanetra, kedua orang tuanya sudah meninggal, ditinggal pergi suami, sanak keluarga miskin dan jauh. Ia sama sekali tak bisa melihat sehingga tak dapat bekerja untuk mencari nafkah. Sehari-hari ia hidup dari bantuan warga di kampungnya.
Sebenarnya Nel bukanlah penyandang tunanetra sejak lahir. Ia mengalami kebutaan sejak kelas 2 SMA tanpa sebab yang tidak ia ketahui. Sejak saat itu pula ia berhenti sekolah.
“Saya bisa melihat waktu kecil. Tapi, memang mata saya merah. Saya sudah berobat ke mana-mana, tapi mata saya tidak kunjung sembuh. Kata dokter, ada masalah di saraf belakang kepala saya,” ujar Nel kepada Sumbarkita pada Senin (28/4).
Sejak Nel tidak dapat melihat, segala keperluannya diurus oleh ayah dan ibunya. Kemudian, sejak menikah pada 2016, ia juga dibantu oleh suaminya. Namun, kedua orang tuanya sudah meninggal dan suaminya sudah pergi.
“Ayah meninggal sembilan tahun yang lalu, sedangkan ibu meninggal lima tahun yang lalu. Suami pergi tahun 2019,” ucapnya.
Nel menceritakan bahwa ia menikah Sembilan tahun yang lalu dengan orang Madura. Orang tuanya menjodohkannya dengan pria tersebut, yang waktu itu tinggal di Kecamatan Tarusan, Pesisir Selatan. Setelah menikah, ia tinggal di rumah Nel dan bekerja serabutan sebagai buruh tani. Dari pernikahan itu mereka dikaruniai dua orang anak. Anak pertama meninggal pada usia dua hari. Anak keduanya bernama Muhammad Moze Alkhalifi (9), kini kelas 3 SD.
Pada 2019, kata Nel, suaminya pamit pulang kampung karena diminta pulang oleh keluarganya. Sejak saat itu suaminya tak kembali dan tak pernah menelepon.
Satu-satunya anggota keluarga Nel yang tinggal di kampung tersebut ialah adik laki-lakinya, tinggal di rumah istri. Namun, kehidupan adiknya, yang juga buruh tani, juga sulit sehingga sulit membantu Nel. Sementara itu, anggota keluarganya yang lain, tinggal jauh, yaitu di Kambang, Kecamatan Lengayang, Pesisir Selatan.