Kabarminang – Warga mendesak Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan segera membangun jembatan permanen, pasca insiden warga tewas terjatuh ke sungai berbatu saat melintasi jembatan darurat Koto Rawang, Kecamatan IV Jurai pada Minggu (20/7).
Wali Nagari Koto Rawang, Derijol bilang jembatan darurat yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat itu hanya selebar satu meter dan tanpa pembatas di sisi kanan kiri. Jembatan itu menjadi satu-satunya akses warga menuju Salido Saribulan, Sago, dan Painan.
Derijol menyatakan bahwa warga telah berulang kali meminta pemerintah membangun jembatan permanen. Selain faktor keselamatan, jembatan permanen dibutuhkan agar alat berat bisa masuk untuk memperbaiki infrastruktur jalan yang selama ini hanya berupa rabat beton penuh lubang.
Pembangunan Tertunda karena Pemblokiran Dana
Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUTR Pesisir Selatan, Fahresi Eka Siska, menjelaskan bahwa pembangunan jembatan gantung Koto Rawang sebenarnya sudah diusulkan ke Kementerian PUPR dan telah disetujui. Pembangunan itu masuk dalam daftar lima jembatan prioritas di Pesisir Selatan untuk tahun 2025.
“Kementerian PUPR melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sumatera Barat sudah meninjau lokasi pembangunan jembatan Koto Rawang. Dulu panjang jembatan gantung itu 50 meter lebih. Kini panjang jembatan gantung yang akan dibangun sekitar 100 meter dengan dana sekitar Rp5 miliar,” kata Eka.
Dia bilang anggaran pembangunan lima jembatan tersebut sudah ada di dana pagu anggaran BPJN Sumbar. Namun, menurut Eka, pada 3 Februari seluruh proyek tersebut tertunda akibat pemblokiran anggaran oleh Kementerian Keuangan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 29 Tahun 2025 tentang Penyesuaian Rincian Alokasi Transfer ke Daerah menurut Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2025 dalam Rangka Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.
“Hingga kini blokir anggaran itu belum dibuka oleh Kementerian Keuangan sehingga pembangunan lima jembatan gantung di Pesisir Selatan tertunda,” ucapnya.