Kabarminang – Asap putih keabu-abuan masih terlihat menggulung dari perbukitan di belakang Homestay Saliguri, Nagari Tarantang, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Rabu (23/7/2025) pagi. Bau hangus tanah kering masih menusuk udara, sementara nyala api di puncak bukit belum juga padam.
Sudah enam hari berlalu sejak Pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota menetapkan status tanggap darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Namun, titik api di kawasan Harau belum sepenuhnya dapat dikendalikan. Kebakaran yang mulai menjalar sejak pertengahan Juli kini terus mendekat ke pemukiman warga, mencemaskan banyak pihak.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lima Puluh Kota, Rahmadinol, menyebutkan bahwa petugas gabungan masih terus melakukan pemantauan dan pemadaman secara intensif. Menurutnya, situasi di Harau menjadi fokus utama karena karakter wilayah yang berbukit, sulit dijangkau, dan ditambah arah angin yang tak menentu.
“Api masih menyala di puncak bukit. Kami menempatkan tim gabungan di lokasi selama 24 jam penuh untuk berjaga. Pemadaman dilakukan dengan berbagai metode, namun kendala seperti akses, medan terjal, dan terbatasnya pasokan air membuat pekerjaan jadi sangat menantang,” ujar Rahmadinol saat dihubungi Sumbarkita.
Pemerintah Kabupaten melalui SK Bupati Nomor 300.2.3/156/BUP-LK/VII/2025 menetapkan status tanggap darurat sejak 17 Juli hingga 30 Juli 2025. Keputusan ini diambil menyusul eskalasi kebakaran yang terjadi di sejumlah titik hutan dan lahan, terutama akibat kemarau panjang yang berlangsung sejak Mei hingga Juli tahun ini.
Kondisi kering berkepanjangan menyebabkan semak dan lahan di perbukitan sangat mudah terbakar. Di kawasan Harau, percikan api yang kecil dapat meluas dalam hitungan menit, apalagi ketika angin bertiup kencang. Situasi seperti ini membuat siaga karhutla menjadi bagian dari rutinitas harian warga.
Beberapa titik api sebelumnya telah berhasil dikendalikan, seperti di Jorong Simpang Empat dan Nagari Bukik Sikumpa, Kecamatan Lareh Sago Halaban. Namun titik api di Harau, dengan kontur lereng yang curam, masih menyulitkan upaya pemadaman. Petugas dari berbagai instansi turun langsung ke lokasi, mulai dari BPBD, Polres Lima Puluh Kota, Brimob Pelopor B Padang Panjang, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, Unit Pelaksana Teknis Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (UPT KPHL) Provinsi Sumbar, hingga relawan dari PMI.