Kabarminang — Satu dari lima perusahaan tambang yang disebut oleh Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) sebagai pemicu galodo atau banjir bandang di Padang membantah tuduhan Kementerian tersebut. Perusahaan itu ialah PT Perambahan Jaya Abadi (PJA), yang menambang batu hias dan batu bangunan (komoditas andesit).
Kuasa Hukum Direktur Operasional PT PJA dan Kuasa Hukum Leni Warna sebagai pemilik lahan tambang tersebut, Mardefni, mengingatkan Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nuroliq, untuk tidak asal mencari kambing hitam saja penyebab terjadinya galodo di Padang pada Selasa (27/11) yang meluluhlantakkan pemukiman warga di beberapa aliran sungai di kota itu.
Mardefni mengeluarkan pernyataan itu sehubungan dengan terbitnya rilis berita KLH di banyak media bahwa kementerian itu menyegel lima perusahaan tambang di sungai Batang Kuranji, yang diduga memicu galodo di Sumbar. Salah satu perusahaan tambang yang disebut Kementerian Lingkungan Hidup itu ialah PT PJA, yang lokasi tambangnya berada di Kelurahan Gunuang Sariak, Kecamatan Kuranji.
“Tolong Pak Menteri Lingkungan Hidup jangan sembarang mencari kambing hitam atas kejadian ini. Orang-orang Kementerian Lingkungan Hidup yang diutus ke Padang juga jangan bekerja sembarangan, yang datang ke lokasi tambang hanya memasang poster bertuliskan ‘PERINGATAN, tiba-tiba beritanya izin tambangnya dibekukan sebagai akibat pemicu terjadinya banjir,” tutur Mardefni pada Rabu (24/12).
Mardefni menjelaskan bahwa posisi dan area tambang PT PJA tidak terletak di hulu, tetapi di puncak Guo, tempat terjadinya longsoran hebat, yang membawa kayu-kayu turun melalui sungai di sungai Lubuak Tempurung. Ia menyebut bahwa area tambang jauh berada di pinggir sungai aliran air dari Guo atau Lubuak Tempurung, yaitu lebih 1 kilometer dari bibir sungai.
“Saat banjir bandang terjadi, warga yang berada di sekitar tambang tidak satu pun kebanjiran karena sungai jauh dari rumah mereka,” ucap Mardefni.
Selain itu, kata Mardefni, di lokasi tambang ada banyak kolam penampung (sediment pont) dari lima perusahaan. Ia menyebut bahwa PT PJA saja memiliki empat kolam besar.
“Jadi, dari mana bisa dikatan lokasi sini sebagai penyebab banjir. Makanya, jadi menteri itu jangan asal bunyi, kerja asal-asalan dan jadikan tambang kecil-kecil atau tambang rakyat sebagai kambing hitam, sementara di puncak dan hulu sana yang menjadi penyebab terjadinya galodo didiamkan saja,” ujarnya.















