Kabarminang – Dampak banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatera Barat pada akhir November 2025 terus menunjukkan skala kemanusiaan yang besar. Hingga pembaruan data 8 Desember 2025, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 329 orang meninggal dunia dan dinyatakan hilang, sementara lebih dari 10 ribu warga terpaksa mengungsi akibat bencana tersebut.
Berdasarkan data resmi BNPB, korban meninggal dunia tercatat 234 jiwa, sedangkan 95 orang lainnya masih dinyatakan hilang. Selain itu, 112 warga mengalami luka-luka dan masih menjalani perawatan medis di berbagai fasilitas kesehatan.
Bencana banjir bandang dan longsor ini berdampak pada 16 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Dari sisi kerusakan permukiman, BNPB mencatat sekitar 6.900 rumah warga mengalami kerusakan dengan tingkat yang bervariasi.
Sebaran korban meninggal dunia menunjukkan Kabupaten Agam sebagai wilayah paling terdampak dengan 179 korban jiwa. Selanjutnya Padang Pariaman mencatat 21 korban, Kota Padang Panjang 19 korban, Kota Padang 11 korban, serta Pasaman Barat sebanyak 4 korban meninggal dunia.
Sementara itu, data pengungsian menunjukkan ribuan warga harus meninggalkan tempat tinggalnya. Kabupaten Tanah Datar tercatat sebagai daerah dengan jumlah pengungsi terbanyak, mencapai sekitar 4.800 jiwa. Disusul Pasaman Barat dengan sekitar 4.600 jiwa, Pesisir Selatan sebanyak 2.700 jiwa, dan Kota Solok sekitar 2.600 jiwa. Akumulasi dari sejumlah wilayah terdampak tersebut membuat jumlah pengungsi di Sumatera Barat melampaui 10 ribu jiwa.
Kerusakan akibat bencana juga meluas ke fasilitas publik. BNPB mencatat 488 fasilitas umum rusak, yang meliputi 200 rumah ibadah, 216 fasilitas pendidikan, 72 fasilitas kesehatan, 29 gedung dan kantor pemerintahan, serta 64 jembatan di berbagai daerah terdampak.
Skala dampak tersebut menunjukkan bahwa banjir bandang dan longsor akhir November 2025 di Sumatera Barat merupakan bencana besar daerah dengan konsekuensi jangka panjang. Selain pemulihan permukiman warga, tantangan lain yang dihadapi adalah pemulihan akses pendidikan, layanan kesehatan, dan konektivitas antarwilayah.
Hingga kini, BNPB bersama pemerintah daerah dan instansi terkait masih melakukan penanganan darurat, pendataan lanjutan, serta penyaluran bantuan kepada masyarakat terdampak. Data korban dan kerusakan masih terus diperbarui seiring proses pencarian dan verifikasi di lapangan.















