“Hasil autopsi sedang kami tunggu. Kalau nanti ada keluarga yang merasa korban adalah anggota keluarganya, akan kami fasilitasi untuk tes DNA,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa potongan tubuh yang ditemukan menunjukkan indikasi kuat adanya tindak pidana.
“Dari kondisi temuan dan lokasinya, kami cenderung menduga ada unsur kejahatan berat. Tapi, semua tetap akan kami pastikan melalui penyelidikan lanjutan,” tuturnya.
Rangkaian penemuan mengerikan
Kasus ini bermula dari penemuan mayat mengambang di Sungai Batang Anai, Selasa pagi (17/6), dalam kondisi tanpa kepala, tangan, kaki, dan alat kelamin. Esok harinya warga kembali menemukan bagian tubuh lain, yakni potongan kaki di semak-semak sungai, serta kepala dan tangan terbungkus kain sarung yang tersapu ombak di Pantai Padang Sarai, Kota Padang.
Dugaan mutilasi pun menguat. Kapolres Padang Pariaman, AKBP Ahmad Faisol Amir, menyebut bahwa penemuan yang berurutan dalam jarak dekat mengindikasikan pembunuhan yang disengaja dan sadis.
“Ini bukan kematian biasa. Semua bukti menunjukkan adanya tindakan mutilasi sebelum tubuh dibuang,” katanya.
Hingga kini, tim gabungan dari Polres Padang Pariaman, Polresta Padang, dan sejumlah polsek setempat terus melakukan penyisiran di sepanjang aliran sungai dan pesisir pantai untuk mencari kemungkinan bagian tubuh lain atau petunjuk tambahan.
Kepolisian juga tengah menganalisis sejumlah rekaman CCTV di jalur lintas Padang—Bukittinggi dan titik-titik pembuangan sampah di sekitar lokasi penemuan. Selain itu, posko aduan masyarakat tetap dibuka di RS Bhayangkara dan kantor kepolisian bagi warga yang merasa kehilangan keluarga.