“Kami dapat informasi awal dari kepala dusun bahwa boat yang mereka tumpangi kemungkinan besar terbalik di tengah laut antara Pagai Utara dan Sipora, atau di sekitar kawasan yang dikenal dengan nama Sawang,” jelas Rinto.
Laporan tersebut mengonfirmasi bahwa ada enam orang penumpang yang berhasil selamat setelah berenang selama sekitar enam jam menuju daratan. Mereka mencapai pesisir pada sekitar pukul 17.30 WIB dan melaporkan kejadian ini kepada warga setempat.
“Korban menyampaikan bahwa mereka membagi tugas. Ada yang tetap di boat, ada yang berenang ke daratan. Dua orang operator kapal ikut berenang karena membawa kompas, mengingat daratan tidak terlihat sama sekali saat itu,” ungkap Rinto.
Menurut kesaksian korban selamat, mereka berenang secara berkelompok, namun sempat terpisah akibat arus laut. Meski begitu, mereka akhirnya berhasil mencapai daratan dan menyampaikan laporan kepada warga desa.
Hingga Senin malam, 11 orang lainnya masih dalam status dalam pencarian (DP). Pemerintah daerah telah menyiapkan rapat terbatas untuk merespons insiden ini secara cepat dan terkoordinasi, termasuk memastikan upaya pencarian korban serta dukungan terhadap keluarga mereka.
Sementara itu, Kantor Pencarian dan Pertolongan Mentawai juga langsung bergerak. Laporan diterima dari Kepala Dusun Mapinang Utara pada pukul 17.40 WIB. Tim SAR diberangkatkan ke lokasi dugaan kecelakaan pada pukul 17.56 WIB menggunakan RIB 02 Mentawai, dengan estimasi waktu tempuh sekitar 1,5 jam dari Dermaga Tuapejat.
Boat yang terbalik diketahui memiliki panjang 12 meter dan menggunakan mesin berkekuatan 40 PK. Dugaan lokasi kejadian berada di koordinat 2°27’20.26″S dan 99°56’23.32″E, atau sekitar 32,7 mil laut dari Tuapejat pada heading 140°.
Operasi pencarian hingga kini terus dilakukan. Cuaca laut dan visibilitas menjadi tantangan dalam proses pencarian dan evakuasi.
“Kami berharap semua korban segera ditemukan dalam keadaan selamat. Ini menjadi duka mendalam bagi kami,” ujar Rinto menutup keterangannya