Kabarminang – Sebuah boat penyeberangan yang mengangkut rombongan aparatur sipil negara (ASN) dan seorang anggota DPRD Kepulauan Mentawai dilaporkan terbalik di perairan Selat Sipora pada Senin (14/7/2025). Peristiwa tragis ini terjadi saat kapal dalam perjalanan dari Sikakap, Pagai Utara menuju Tuapejat, ibu kota Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Perjalanan bermula pada Senin pagi sekitar pukul 06.30 WIB. Rombongan dibagi dalam dua kapal. Satu kapal merupakan kapal operasional kepala daerah yang ditumpangi langsung oleh Bupati Kepulauan Mentawai, Rinto Wardana. Sementara satu boat lainnya ditumpangi belasan orang, terdiri dari sejumlah ASN dari berbagai dinas, seorang anggota DPRD bersama dua anaknya dan seorang kerabat, serta operator kapal.
“Mereka (rombongan boat kedua) berangkat lebih dulu dari Sikakap sekitar pukul 07.30 WIB. Sebelumnya mereka singgah dulu di Dusun Gulu Guluk, Desa Saliguma, Kecamatan Siberut Tengah, untuk menjemput dua orang penumpang tambahan,” ungkap Rinto, Senin malam.
Setelah itu, boat melanjutkan pelayaran melintasi Selat Sipora menuju Tuapejat. Namun sejak pagi, cuaca di perairan Mentawai dilaporkan tidak bersahabat. Hujan deras, angin kencang, dan langit yang gelap menyelimuti jalur pelayaran. Sekitar 30 menit setelah boat kedua berangkat, rombongan bupati menyusul dengan kapal kepala daerah.
“Kami sempat berpapasan dengan mereka di sekitar Dusun Mangau’ngau, Desa Matobe, Kecamatan Sikakap. Saat itu, mereka terlihat masih dalam kondisi baik dan kapal mereka berjalan normal,” ujar Rinto.
Karena ada agenda rapat bersama DPRD di Tuapejat, rombongan Bupati melanjutkan perjalanan dan tiba lebih dulu di Dusun Sao, Desa Bosua, Kecamatan Sipora Selatan. Mereka sempat menunggu boat rombongan ASN selama hampir satu jam. Namun hingga cuaca semakin gelap dan laut mulai bergelombang tinggi, tak ada tanda-tanda kapal tersebut menyusul.
“Pulau Pagai Utara bahkan sudah tidak terlihat lagi. Beberapa penumpang kapal kami sudah mulai muntah karena gelombang. Akhirnya, kami putuskan melanjutkan perjalanan ke Dermaga Sioban,” ucapnya.
Sesampainya di Sioban, Rinto dan rombongan melanjutkan perjalanan darat menuju Tuapejat. Dalam perjalanan darat itu, mereka kembali menghadapi tantangan berupa banjir di sekitar wilayah Saureinu. Saat itulah kabar buruk datang.