Kabarminang.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat memperingatkan empat pendaki ilegal Gunung Marapi yang hingga kini belum memberikan klarifikasi. Melalui akun resmi media sosialnya, BKSDA juga menyebut dua warga pendamping, Roni dan Karim, yang diduga terlibat dalam pendakian ilegal saat jalur pendakian masih ditutup.
“Kepada saudara Muhammad Farel Andhika (@Fvell_oz) dan rekan-rekan pendaki yang belum memberikan klarifikasi, tindakan Anda melanggar peraturan yang berlaku dan dapat dikenai sanksi hukum,” tulis BKSDA Sumbar, Sabtu (25/1/2025).
Sementara itu, tiga dari tujuh pendaki, masing-masing berinisial APD, FA, dan RFA, telah memenuhi panggilan BKSDA pada Jumat (24/1). Ketiganya, yang berasal dari Padang Pariaman, Padang, dan Tanah Datar telah mengakui kesalahannya.
“Dalam keterangan mereka, pendakian dilakukan pada 19 Januari 2025 hingga Tugu Abel, ditemani dua warga setempat,” kata Pelaksana Harian (Plh) BKSDA Sumbar, Dian Indriati.
Dian mengatakan, para pendaki yang telah memenuhi panggilan dilarang mendaki gunung-gunung di bawah pengelolaan BKSDA seperti Marapi, Singgalang, Tandikek, dan Sago Malintang selama satu tahun ke depan, bahkan setelah jalur pendakian dibuka kembali.
“Jika hingga tenggat waktu Kamis dan Jumat mendatang mereka tetap tidak hadir untuk klarifikasi, nama-nama mereka akan dimasukkan dalam daftar hitam pendakian. Kami akan bersurat ke seluruh BKSDA dan taman nasional di Indonesia untuk melarang mereka mendaki gunung mana pun,” tegas Dian.
Pendakian ilegal ini sebelumnya viral di media sosial setelah diunggah oleh akun Instagram @Fvell_oz. Tindakan tersebut mendapat kecaman masyarakat mengingat Gunung Marapi masih berstatus Level II (Waspada) dengan jalur pendakian resmi ditutup sejak peningkatan aktivitas vulkanik.