Kabarminang — Seekor harimau Sumatra masuk kandang jebak di areal penggunaan lain di Jorong Taruyan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur, Agam, Selasa (11/3) malam.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Pasaman Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar), Antonius Vevri, mengatakan bahwa harimau betina itu masuk kandang jebak pukul 20.20 WIB berdasarkan jam di kamera jebak. Pihaknya mengetahui harimau tersebut masuk kandang jebak pukul 21.00 WIB.
“Sebelumnya BKSDA Sumbar memasang kandang dan kamera jebak di sana pada Senin (10/3) karena ada seekor kerbau warga yang dimangsa harimau. Kami memasang kandang jebak di sana karena memang ada jejaknya di sekitar itu,” ujar Antonius, Rabu (12/3).
Ia mengatakan bahwa harimau yang diperkirakan berusia 3 hingga 4 tahun tersebut dalam kondisi sehat. Namun, katanya, kaki kirinya pincang sehingga tak bisa menapak. Ia memperkirakan kaki tersebut pernah kena jerat.
BKSDA Sumbar, kata Antonius, membawa harimau itu ke Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan Bukittinggi pada Rabu (12/3) pukul 11.00 WIB untuk diobservasi. Pihaknya akan memantau kesehatan harimau itu dan akan mengobservasi apakah dengan kaki pincang, harimau tersebut mampu bertahan hidup di hutan, bukan dengan memangsa ternak warga lagi.
“Kami belum bisa memastikan observasinya berapa lama. Dilihat dulu perkembangannya. Yang jelas, sekarang dihilangkan dulu stresnya,” ucapnya.
Ia menambahkan bahwa kawasan tempat harimau tersebut tertangkap kandang jebak merupakan kawasan yang rentan konflik harimau dengan manusia. Ia menyebut bahwa konflik harimau dengan manusia di sana terjadi sejak 2023, 2024, dan 2025.