Kabarminang — Sidang lanjutan perkara pembunuhan dan pemerkosaan terhadap Nia Kurnia Sari (NKS), gadis penjual gorengan asal 2×11 Kayutanam, kembali digelar di Pengadilan Negeri Pariaman, Selasa (10/6). Dalam pemeriksaan terdakwa, Indra Septiarman alias In Dragon melontarkan pengakuan mengejutkan yang memicu kontroversi di ruang sidang.
Di hadapan majelis hakim, In Dragon menyatakan bahwa penganiayaan yang berujung pada kematian NKS berawal dari persoalan narkotika. Ia mengklaim menitipkan sabu-sabu kepada korban, tetapi korban mengatakan bahwa barang tersebut hilang. Hal itulah yang menurutnya memicu kemarahannya dan berujung pada kekerasan terhadap korban.
“Saya menitipkan sabu ke Nia. Saat saya minta kembali, dia bilang barangnya hilang,” ujar In Dragon dalam sidang terbuka.
Namun, pernyataan tersebut justru memicu keraguan. Ketua Majelis Hakim, Dedi Kuswara, secara tegas mempertanyakan validitas pengakuan terdakwa yang tidak pernah muncul dalam berita acara pemeriksaan (BAP) sebelumnya.
“Itu hak saudara untuk berbohong atau jujur. Kami yang akan menilai apakah keterangan saudara sesuai dengan fakta dan bukti di persidangan,” ujar Dedi menanggapi pengakuan terdakwa yang dinilai berubah-ubah.
Majelis hakim bahkan menyatakan bahwa alasan terdakwa tidak masuk akal karena profil korban, yang dikenal sebagai pedagang gorengan dan kesaksian sejumlah saksi yang telah dihadirkan sebelumnya. Dugaan bahwa korban terlibat dalam peredaran narkoba belum pernah terungkap selama proses penyidikan.
“Kami mengingatkan terdakwa untuk memberikan keterangan sebenar-benarnya karena keterangan palsu justru dapat memberatkan posisi hukum saudara,” tutur Dedi.
Sidang itu menjadi bagian dari proses hukum yang sedang berlangsung terhadap In Dragon, yang didakwa dengan pasal berlapis: Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan Pasal 285 KUHP tentang Pemerkosaan. Jaksa Penuntut Umum (JPU), Bagus Priyonggo, menyampaikan bahwa terdakwa dihadapkan pada ancaman hukuman maksimal, yakni penjara seumur hidup atau hukuman mati.