Kabarminang.com – Memasuki musim kemarau tahun ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk mewaspadai peningkatan risiko kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah wilayah Indonesia.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyatakan, musim kemarau 2025 sudah dimulai sejak akhir April dan diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Juni hingga Agustus.
Meski sebagian besar wilayah akan mengalami kemarau normal, sekitar 14 persen wilayah diprediksi menghadapi kemarau lebih kering dari biasanya.
“Seluruh pihak, mulai dari pemerintah daerah, organisasi non-pemerintah, hingga masyarakat luas, perlu bersiap dan melakukan mitigasi guna mengurangi dampak kebakaran hutan dan lahan,” kata Dwikorita dalam keterangan tertulis, Jumat (2/5).
Ia menerangkan pada April–Mei 2025, risiko karhutla masih tergolong rendah secara umum. Namun, beberapa wilayah seperti Riau, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah mulai menunjukkan potensi risiko menengah hingga tinggi.
Memasuki Juni, risiko karhutla meningkat secara signifikan, terutama di Riau, di mana 41,5 persen wilayahnya diprediksi berisiko tinggi, serta meluas ke Sumatera Utara, Jambi, dan sekitarnya.
Sementara pada Juli hingga September, potensi kebakaran diperkirakan meluas ke Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Papua. Daerah dengan risiko tertinggi antara lain NTT, NTB, Papua Selatan, Kalimantan Selatan, serta Bangka Belitung.
Pada Oktober, wilayah seperti NTT, Papua Selatan, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah tetap berada dalam kategori risiko tinggi.