Senin, Agustus 4, 2025
kabarminang.com
  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Kabar Sumbar
  • Kabar Rantau
  • Ranah Minang
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Ekonomi & Bisnis
No Result
View All Result
kabarminang.com
  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Kabar Sumbar
  • Kabar Rantau
  • Ranah Minang
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Ekonomi & Bisnis
kabarminang.com
No Result
View All Result
  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Kabar Sumbar
  • Kabar Rantau
  • Ranah Minang
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Ekonomi & Bisnis

Inilah Sejarah Singkat Pulau Cingkuk di Pesisir Selatan

Muhammad Hamdan Nabil
Senin, 31 Maret 2025 22:24
in Kabar Sumbar

Kabarminang.com – Pulau Cingkuk, yang terletak di lepas pantai Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, menyimpan jejak sejarah panjang dalam perkembangan perdagangan di wilayah pesisir barat Sumatra.

Salah satu peninggalan bersejarah yang masih dapat ditemukan di pulau ini adalah Benteng Pulau Cingkuk.

Pulau Cingkuk, sebuah pulau kecil di Teluk Painan. Kawasan Pulau Cingkuk diduga merupakan benteng Portugis yang digunakan sebagai gudang lada masa VOC.

Dilansir dari laman kemdikbud.go.id, Pulau Cingkuk juga memiliki nama lain yaitu Chinco, Poulo Chinco, Poulo Chinko (Dalam bahasa Portugis) Poeloe Tjinko, Poelau Tjingkoek, Pulu Tjinkuk (Dalam bahasa Belanda).

Meski sempat dipercaya sebagai benteng peninggalan Portugis, penelitian menunjukkan bahwa benteng ini sebenarnya dibangun oleh Belanda pada abad ke-17 sebagai bagian dari strategi mereka dalam menguasai perdagangan lada di pesisir Minangkabau.

Sejarah Awal

Pendirian benteng ini berawal dari kesepakatan antara raja-raja pesisir selatan Minangkabau dengan Belanda dalam Traktat Painan pada tahun 1663. Kesepakatan tersebut memberi hak kepada VOC untuk memonopoli perdagangan lada dan mendirikan pangkalan di Pulau Cingkuk.

Dua tahun setelah traktat itu ditandatangani, Belanda mulai membangun loji dagang, yang kemudian diperkuat dengan benteng pertahanan pada tahun 1665. Benteng ini menjadi pusat aktivitas VOC dalam mengamankan hasil lada dari wilayah sekitar sebelum dikirim ke Batavia.

Peningkatan Struktur Benteng dan Kejayaannya

Pada tahun 1709, VOC melakukan penguatan terhadap Benteng Pulau Cingkuk dengan mengganti struktur kayu menjadi tembok beton.

Benteng ini dilengkapi dengan meriam, gudang senjata, kamp prajurit, hingga penjara untuk menjaga keberlangsungan perdagangan lada yang sangat berharga kala itu. Benteng ini berbentuk tapal kuda dengan dinding kokoh yang dibangun di atas bukit karang landai, memberikan perlindungan maksimal bagi armada dagang Belanda.

Selama lebih dari satu abad, benteng ini berdiri kokoh sebagai benteng pertahanan VOC di pesisir barat Sumatra.

Keberadaan benteng ini memastikan Belanda tetap mengendalikan perdagangan lada di wilayah pesisir Minangkabau dan menjaga dominasi mereka atas jalur pelayaran strategis.

Namun, kejayaan benteng ini berakhir pada tahun 1781 saat armada Inggris menyerang Pulau Cingkuk. Belanda berhasil dikelabui oleh pesaing mereka, dan serangan Inggris menghancurkan sebagian besar struktur benteng serta fasilitas perdagangan di sekitarnya.

Tidak berniat untuk menduduki pulau ini, Inggris meninggalkan Pulau Cingkuk dalam keadaan porak-poranda. Sejak saat itu, aktivitas perdagangan di pulau ini semakin meredup, seiring dengan melemahnya permintaan lada di pasar dunia.

Saat ini, Benteng Pulau Cingkuk telah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Sumatera Barat pada tahun 2011. Meskipun sebagian besar bangunannya telah runtuh, sisa-sisa benteng seperti pintu masuk, dinding yang kokoh, dan dermaga masih dapat ditemukan di lokasi. Struktur temboknya yang memanjang berbentuk tapal kuda masih menjadi bukti kejayaan masa lalu Pulau Cingkuk sebagai pusat perdagangan yang penting.

Makam Madame van Kempen: Jejak Kolonial di Pulau Cingkuk

Selain benteng, Pulau Cingkuk juga memiliki satu peninggalan menarik lainnya, yaitu makam Madame van Kempen. Makam ini diperkirakan milik seorang wanita Belanda yang merupakan istri dari seorang pejabat tinggi VOC.

Menariknya, prasasti di sekitar makam menyebutkan bahwa keluarga Madame van Kempen telah mencarinya selama lebih dari 150 tahun hingga akhirnya ditemukan pada tahun 1911. Di sekitar makam juga ditemukan pecahan keramik, botol kaca, dan uang logam yang semakin menambah nilai historis dari situs ini.


Berita Terkait

Bukittinggi Jadi Tuan Rumah Dakwah Wisata BKMT se-Sumbar, Ribuan Jamaah Padati GOR Bermawi

Bukittinggi Jadi Tuan Rumah Dakwah Wisata BKMT se-Sumbar, Ribuan Jamaah Padati GOR Bermawi

4 Agustus 2025
Prakiraan Cuaca Sumbar Rabu, 25 Desember 2024

Prakiraan Cuaca Sumbar Hari Ini, Senin 4 Agustus 2025: Hujan Guyur Sejumlah Wilayah

4 Agustus 2025
Wako Fadly Amran Resmi Buka Rangkaian Hari Jadi Kota Padang ke-356 Tahun

Wako Fadly Amran Resmi Buka Rangkaian Hari Jadi Kota Padang ke-356 Tahun

4 Agustus 2025
Semarak HJK Padang ke-356 Dimulai Meriah, Ribuan Warga Ikuti Fun Run 6 KM

Rayakan Usia ke-356, Kota Padang Hadirkan 18 Event Skala Besar

4 Agustus 2025
KM Rezki Hilang Kontak di Perairan Pesisir Selatan, Dua Nelayan Belum Ditemukan

KM Rezki Hilang Kontak di Perairan Pesisir Selatan, Dua Nelayan Belum Ditemukan

4 Agustus 2025
Pemkab Padang Pariaman Siapkan Beasiswa untuk Pelajar yang Masuk 10 Kampus Top

Pemkab Padang Pariaman Siapkan Beasiswa untuk Pelajar yang Masuk 10 Kampus Top

3 Agustus 2025
Next Post
Pemudik Asal Jambi Kecelakaan di Sitinjau Lauik Akibat Rem Blong

Pemudik Asal Jambi Kecelakaan di Sitinjau Lauik Akibat Rem Blong

Tinggalkan Komentar

TERPOPULER

BPK Temukan Kerugian Rp1,047 Miliar pada Proyek Jalan dan Irigasi Dharmasraya

BPK Temukan Kerugian Rp1,047 Miliar pada Proyek Jalan dan Irigasi Dharmasraya

29 Juli 2025

DPRD Dharmasraya Siap Dorong Temuan BPK Rp6 Miliar ke Ranah Hukum

DPRD Dharmasraya Siap Dorong Temuan BPK Rp6 Miliar ke Ranah Hukum

29 Juli 2025

Rumah Doa Umat Kristen Dirusak, LBH Padang Minta Negara Tak Biarkan Praktik Intoleransi

Rumah Doa Kristen di Padang Dibubarkan, MUI Sumbar Tak Ingin Umat Islam Disudutkan

29 Juli 2025

Aksi Bidan Desa Pertaruhkan Nyawa Seberangi Sungai Demi Tolong Warga Sakit di Pasaman

Aksi Bidan Desa Pertaruhkan Nyawa Seberangi Sungai Demi Tolong Warga Sakit di Pasaman

2 Agustus 2025

BPK Temukan Kerugian Negara pada Proyek Jalan Pulau Mainan Rp3,35 Miliar di Dharmasraya

BPK Temukan Kerugian Negara pada Proyek Jalan Pulau Mainan Rp3,35 Miliar di Dharmasraya

29 Juli 2025

2 Mahasiswa Sumbar Kecelakaan di Pekanbaru, 1 Orang Tewas di Tempat

Mahasiswi Asal Pasaman Barat yang Tewas Kecelakaan di Pekanbaru Lulusan SMAN Agam Cendekia

30 Juli 2025

Bayi Hasil Hubungan Gelap Dibuang di Padang, Perempuan dan Pria Muda Asal Pesisir Selatan Ditangkap

Bayi Hasil Hubungan Gelap Dibuang di Padang, Perempuan dan Pria Muda Asal Pesisir Selatan Ditangkap

29 Juli 2025

Informasi

  • Privacy Policy
  • Redaksi & Perusahaan
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami

Berita

  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Ranah Minang
  • Kabar Sumbar
  • Kabar Rantau

© 2025 Kabarminang.com

  • Peristiwa
  • Hukum & Kriminal
  • Politik
  • Kesehatan
  • Pendidikan
  • Ekonomi & Bisnis
  • Ranah Minang
  • Kabar Sumbar
  • Kabar Rantau
  • Privacy Policy
  • Redaksi & Perusahaan
  • Pedoman Media Siber
  • Tentang Kami
No Result
View All Result
  • Home
  • Advertorial
  • Artikel & Opini
  • Bank Nagari
  • DPRD Sumatera Barat
  • Ekonomi & Bisnis
  • Gaya Hidup
  • Hukum & Kriminal
  • Internasional
  • Kesehatan
  • Nasional
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Pemilu
  • Pendidikan
  • Peristiwa
  • Ranah Minang
  • Pilkada
  • Politik
  • PT Semen Padang
  • Ramadhan
  • Tekno
  • Kabar Sumbar
  • Kabupaten Dharmasraya
  • Kabupaten Limapuluh Kota
  • Kabupaten Padang Pariaman
  • Kabupaten Pasaman Barat
  • Kabupaten Sijunjung
  • Kabupaten Solok
  • Kabupaten Solok Selatan
  • Kota Bukittinggi
  • Kota Padang
  • Kota Padang Panjang
  • Kota Pariaman
  • Kota Payakumbuh
  • Kota Solok
  • Kabar Rantau

© 2025 KabarMinang.com.