Kabarminang.com – Perayaan Imlek dan Cap Gomeh di Kota Padang tidak hanya dirayakan dengan berbagai tradisi kesenian Barongsai atau tarian khas Tionghoa. Salah satu tradisi yang menarik adalah melempar batu ke laut yang diyakini dapat mempercepat datangnya jodoh, serta larangan menyapu rumah saat malam Imlek untuk menghindari rezeki “tersapu”.
Tokoh masyarakat etnis Tionghoa Kota Padang, Hanura Rusli mengungkapkan bahwa tradisi melempar batu ke laut ini hanya ditemukan di Padang.
“Tradisinya anak muda itu pergi ke pantai saat Cap Go Meh untuk mengambil dan melempar batu ke laut dengan harapan dapat mempercepat jodoh,” ujarnya, Rabu (29/1/2025)
Meskipun kini lebih bersifat simbolis, tradisi ini masih dijalankan oleh sebagian generasi muda sebagai ritual perayaan Cap Go Meh yang merupakan puncak dari rangkaian perayaan Imlek.
Selain tradisi lempar batu, ada pula sejumlah pantangan yang dipercaya membawa keberuntungan di tahun baru seperti larangan menyapu rumah, menyuci pakaian dan menghidupkan lampu hingga pagi.
“Saat malam Imlek hingga pagi, ada larangan menyapu rumah, mencuci pakaian, dan mematikan lampu. Ini diyakini agar rezeki tetap mengalir dan kehidupan di tahun yang baru menjadi lebih terang,” jelasnya.
Kata Hanura, sebelum Imlek masyarakat Tionghoa di Padang juga menjalankan tradisi “Tahun Baru Kecil,” yaitu sembahyang sebagai bentuk persiapan menyambut tahun baru.
“Tradisi ini kemudian dilanjutkan dengan Cap Go Meh yang berlangsung hingga 15 hari setelah Imlek, di mana masyarakat saling berkunjung ke rumah kerabat dan menghadiri berbagai acara budaya,” pungkasnya.