Kabarminang – Alunan gendang dan denting talempong berpadu dengan sorakan penonton menghidupkan suasana malam di Simpang Empat Pasar Pusat Padang Panjang, Sabtu (14/9/2025).
Komunitas Seni dan Budaya Sari Banilai dari Nagari Jaho, Kabupaten Tanah Datar tampil energik membawakan Tari Piring. Gerakan lincah para penari, kilau busana adat, hingga atraksi ekstrem menghentakkan kaki di atas pecahan kaca membuat penonton terpana.
Tak hanya itu, atraksi semburan api yang ditampilkan para penari semakin membuat suasana menegangkan. Banyak penonton yang menahan napas karena takjub sekaligus deg-degan melihat keberanian penampil di atas panggung.
Selain menampilkan tari dan atraksi ekstrem, kelompok seni ini juga membawakan randai. Dalam balutan seni tradisi itu, mereka menghadirkan cerita kehidupan, lengkap dengan dialog penuh kelakar yang dekat dengan keseharian masyarakat Minangkabau.
Penonton pun larut dalam suasana. Tawa pecah ketika dialog randai menyentil kehidupan sehari-hari. Tepuk tangan meriah kerap terdengar di sela-sela pertunjukan.
“Acara seperti ini luar biasa. Saya merasa seperti pulang kampung, karena randai begini dulu sering dimainkan di nagari. Sekarang bisa dinikmati di tengah kota, rasanya bangga sekali,” ujar Yuli (38), salah seorang warga yang datang bersama keluarganya.
Hal senada diungkapkan Rahman (45) yang mengaku takjub dengan atraksi api. “Deg-degan juga lihatnya, tapi itu justru jadi daya tarik. Jarang kita bisa menyaksikan langsung hal seperti ini,” ucapnya.
Pertunjukan tersebut seakan menjadi bukti bahwa warisan budaya Minangkabau masih kuat dan relevan. Tradisi tidak hanya hidup di nagari, tetapi juga bisa menyatu dengan suasana kota.
Malam budaya itu juga menegaskan identitas Padang Panjang sebagai kota pendidikan dan budaya. Kota Serambi Mekah ini kembali memberi ruang bagi tradisi Minangkabau untuk tumbuh, berkembang, sekaligus mempererat kebersamaan lintas generasi. (Kominfo Padang Panjang)