Kabarminang – Penyelidikan kasus penembakan peluru nyasar yang menimpa seorang pelajar MTs di Padang Pariaman terus bergulir. Meskipun insiden tragis itu terjadi pada 24 Februari 2024, hingga kini aparat kepolisian masih memburu pelaku yang bertanggung jawab.
Korban, Bela Cintia (13), mengalami luka serius setelah peluru bersarang di perutnya dan harus menjalani dua kali operasi di RSUD Pariaman. Kini, peluru tersebut telah berhasil diangkat dan menjadi bukti kunci dalam pengungkapan kasus.
“Setelah peluru berhasil dikeluarkan, kami langsung mengirimkannya untuk uji balistik ke Pekanbaru. Hasil analisis ini sangat penting untuk mengidentifikasi jenis senjata yang digunakan dan mempersempit pencarian pelaku,” ujar Kasat Reskrim Polres Pariaman, Iptu Rio Ramadhani, Senin (9/6/2025).
Dalam proses penyelidikan, polisi telah mengamankan sejumlah senjata api rakitan dari warga di sekitar lokasi kejadian, tepatnya di Kampuang Dadok, Korong Balekok, Nagari Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging. Senjata-senjata itu kini tengah dicocokkan dengan hasil balistik.
“Kami berharap proses ini segera membawa titik terang. Peluru sebagai barang bukti utama sudah kami pegang, sekarang tinggal menunggu hasil perbandingan dengan senjata yang diamankan,” tambah Iptu Rio.
Sebelumnya, penyidikan sempat terhambat lantaran peluru masih berada di dalam tubuh korban. Pihak rumah sakit menyatakan peluru belum dapat diangkat dalam waktu singkat dengan alasan medis.
“Menurut dokter, paling cepat peluru bisa diambil tiga bulan setelah kejadian. Itu yang menyebabkan penyelidikan awal agak tersendat,” ujar Ali Mukminin (35), paman korban beberapa waktu lalu.
Saat ini, Bela telah pulih dan kembali menjalani aktivitasnya sebagai pelajar. Namun, keluarga masih menanti kejelasan hukum atas insiden yang hampir merenggut nyawa anak tersebut.