Kabarminang — Dua peserta seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) menuding ada ada permainan orang dalam pada seleksi PPPK di UPT Asrama Haji Embarkasi Padang. Kedua tenaga honorer di UPT Asrama Haji Embarkasi Padang itu merasa dizalimi karena menilai proses pengajuan PPPK tersebut tidak transparan.
“Cara pengajuan penyeleksian di Asrama Haji Embarkasi Padang menurut kami tidak transparan dan diduga ada kongkalingkong. Kami yang sudah bekerja belasan tahun di sana tidak diprioritaskan sesuai data base,” ujar Ujang (nama samaran), Jumat (25/4).
Ia membeberkan bahwa tenaga honorer yang dimasukkan ke dalam seleksi PPPK merupakan orang dalam dari para pejabat di UPT Asrama Haji Embarkasi Padang.
“Yang lulus tahap satu PPPK di Asrama Haji Embarkasi Padang adalah orang-orang dalam dari pejabat. Padahal, ada yang baru bekerja dua tahunan, seperti anak Kasubag, Keponakan Kepala Asrama Haji, dan kolega terdekat dari pejabat dalam tersebut. Sementara itu, kami yang sudah bekerja belasan tahun tidak masuk ke dalam tahap satu,” tutur Ujang.
Ia berharap penyelesaian PPPK berjalan sesuai dengan prosedur tanpa ada permainan di dalam.
“Kami cuma berharap prosedurnya bisa berjalan sebagaimana mestinya. Karena untuk ikut CPNS kami rasa tidak bisa lagi. Dengan adanya kesempatan peluang PPPK ini bisa masuk semua tenaga honorer yang sudah mengabdi dari belasan hingga puluhan tahun,” harap Ujang.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Budi (nama samaran). Ia mengatakan bahwa ada keanehan yang dalam seleksi PPPK di UPT Asrama Haji Embarkasi Padang. Menurut penelusuran dan informasi yang ia himpun, ada tenaga honorer yang sudah tidak bekerja lagi dan tidak ada namanya dalam data base BKN, tetapi bisa masuk dalam seleksi PPPK tersebut.
“Namanya sudah tidak ada lagi. Namun, ia diusulkan dalam PPPK oleh pihak asrama. Itu kan aneh sekali. Makanya, kami beransumsi ada permainan dalam mengolah data,” ucap Budi.