“Pasien tidak tertolong dan dinyatakan meninggal pukul 12.50 WIB,” ucapnya.
Sartinovita juga menjelaskan tindakan yang dilakukan RSUD Sungai Daerah terhadap rekan Peri yang kecelakaan, yaitu Al Huda. Ia menjelaskan bahwa Al Huda masuk ke IGD RSUD tersebut pada 4.46 WIB. Ia menceritakan bahwa pasien datang diantar oleh keluarganya dalam keadaan tidak sadar, luka robek pada alis mata kanan berukuran 5 x 3 x 2 cm, luka lecet pada dada dan kedua lutut. Pihaknya kemudian memasang infus kepada pasien, memberi obat-obatan, dan melakukan pemeriksaan laboratorium serta radiologi terhadap pasien.
“Pasien dikonsultasikan ke dokter bedah dan direncanakan untuk dioperasi pukul 14.00 WIB. Pukul 7.00 WIB pasien dipuasakan dan dipindahkan ke ruang rawat inap bedah. Pukul 14.00 WIB pasien diantar ke kamar operasi. Pukul 16.00 WIB operasi selesai dilakukan,” tuturnya.
Sartinovita mengklaim bahwa berdasarkan semua tindakan yang dilakukan tersebut, RSUD Sungai Dareh sudah melakukan tindakan terhadap Peri dan Al Huda sesuai dengan prosedur pelayanan.
Sebelumnya, Wakil Rektor III Undhari Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Humas, Amar Salahuddin, meminta kepada pengelola RSUD Sungai Dareh untuk mengevaluasi dan menginvestigasi penanganan pasien. Pihaknya menyampaikan permintaan itu karena menuding RSUD Sungai Dareh lamban menangani dua mahasiswa Undhari, korban kecelakaan, yang dirujuk ke RSUD tersebut. Karena lambannya penanganan rumah sakit tersebut, kata Amar, satu mahasiswanya meninggal, sedangkan satunya lagi baru dioperasi setelah ditunda berjam-jam.
“Kami juga berharap RSUD Sungai Dareh memberikan sanksi dan pembinaan terhadap petugas yang menunjukkan kurangnya tanggung jawab dan empati. Saat kami meminta kejelasan tentang kapan mahasiswa kami korban kecelakaan dirujuk ke Padang, pegawai administrasi RSUD yang menyatakan, ‘Baa kok dak apak sajo langsung maantaan ka Padang? Pernyataan tersebut sangat tidak pantas dan mencerminkan minimnya empati di tengah kondisi kritis pasien. Kalimat seperti itu tidak menujukkan empati kepada korban kecelakaan,” ucapnya.
Selain itu, Amar meminta pengelola RSUD Sungai Dareh untuk memperbaiki sistem rujukan dan komunikasi antarfasilitas kesehatan agar tidak bergantung pada konfirmasi informal seperti aplikasi pesan. Ia menyampaikan permintaan itu berkaitan dengan alasan petugas RSUD tersebut tentang belum dirujuknya mahasiswa Undhari korban kecelakaan ke rumah sakit di Padang.
“Kami menyesalkan lambannya RSUD merujuk Peri ke Padang. Sejak pukul 08.45 WIB semua administrasi pasien telah dinyatakan lengkap untuk dirujuk ke rumah sakit di Padang. Namun, hingga pukul 12.00 WIB tidak ada kepastian rujukan dari pihak RSUD. Salah satu alasan yang disampaikan RSUD ialah belum adanya tanggapan dari rumah sakit tujuan melalui WhatsApp,” ucap Amar.
















