Kabarminang – Baru-baru ini sejumlah influencer asal Sumatera Barat kompak menyerukan gerakan tolak konten bacaruik atau stop normalisasi konten toxic di media sosial. Aksi ini muncul sebagai bentuk keprihatinan atas maraknya konten berbahasa Minang yang berisi ucapan kasar atau caruik, baik dalam bentuk video maupun siaran langsung.
Kreator Minang yang sering mengucapkan kata “pantek” saat live TikTok dianggap sudah meresahkan karena dikhawatirkan merusak karakter generasi muda. Diketahui, kata “pantek” dalam bahasa Minang termasuk kategori caruik yang artinya ucapan kasar, kotor, atau makian.
Uda Rio, salah satu konten kreator Minang secara terbuka menyampaikan keresahannya terkait konten caruik. Dia bilang konten caruik adalah masalah yang serius. Menurutnya, hal tersebut bertentangan dengan filosofi Minangkabau, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK), dan berpotensi merusak karakter generasi muda.
Dalam video yang diunggah TikTok dan Instagram @Udario, ia menyatakan sikap dan mengajak untuk berhenti menormalisasikan konten caruik.
“Selama ini saya cuma diam melihat konten konten caruik di live tiktok cuma makin lama makin banyak, makin dianggap biasa dan meresahkan. Ini masalah yang serius,” ujarnya dalam video tersebut.
Ia juga menyinggung tentang kato nan ampek dalam pribahasa minang.
“Kato malereang, kato mandata, kato mandaki, kato manurun. Adaik basandi syarak, syarak basandi kitabulah. Ini yang gak ada sekarang, jadi stop menganggap konten bacaruik itu menghibur,” tegasnya.
Tak hanya Uda Rio, beberapa kreator Minang lain juga menyuarakan hal yang sama. Unggahan mereka dibanjiri dukungan netizen yang sepakat agar generasi muda tidak semakin jauh dari nilai adab Minangkabau. Namun, ada juga beberapa netizen yang kontra.