Kabarminang.com – Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Agam melaporkan bahwa sekitar 75 ton ikan budidaya jenis nila yang dipelihara oleh petani Keramba Jaring Apung (KJA) di Danau Maninjau telah mati dalam beberapa hari terakhir.
Kematian massal ini terjadi di beberapa lokasi KJA yang tersebar di wilayah Nagari Tanjung Sani, Kecamatan Tanjung Raya, serta Jorong Lubuak Anyia, Banda Tangah, dan Lubuak Kandang.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Rosva Deswira, menjelaskan bahwa fenomena ini dipicu oleh angin kencang yang terjadi sejak Minggu lalu.
“Angin kencang itu menyebabkan terjadinya pembalikan air dari dasar ke permukaan danau,” ungkapnya kepada Sumbarkita, Selasa (21/1).
Kondisi ini, lanjutnya, menyebabkan kadar oksigen di Danau Maninjau menurun, sehingga ikan-ikan di KJA kekurangan oksigen dan akhirnya mati.
Rosva mengimbau petani untuk tidak membuang bangkai ikan ke dalam danau, guna menghindari pencemaran air danau.
“Untuk diketahui juga, bahwa pada 21 November 2024, kami telah mengeluarkan surat edaran yang berisi prediksi cuaca ekstrem dan langkah-langkah mitigasi untuk mencegah terjadinya kematian ikan secara massal,” ungkapnya.
Surat edaran tersebut telah disampaikan kepada wali nagari dan camat setempat.