Kabarminang — Satuan Reskrim Polres Pesisir Selatan membuka posko pengaduan korban investasi yang diduga bodong, yang dilakukan oleh Rainbow Shared Energy (RSE) Company Limited Cabang Painan.
Kepala Reskrim Polres Pesisir Selatan, AKP Muhammad Yogi Biantoro, mengatakan bahwa pihaknya membuka posko pengaduan korban investasi RSE Painan pada Selasa (25/3). Pihaknya membuka posko itu untuk mempermudah masyarakat melaporkan investasi tersebut.
“Sudah 30 korban yang mengadu sejak posko pengaduan dibuka,” ujar Yogi.
Ia mengatakan bahwa kasus tersebut menjadi perhatian khusus Polres Pesisir Selatan karena banyaknya korban investasi itu.
“Kami hanya menangani laporan korban yang melapor di polres,” katanya.
Pihaknya mengumumkan pembukaan posko itu dalam unggahan akun Instagram @satreskrimpessel. Dalam akun itu korban diminta untuk membawa data dan bukti pendukung laporan dan nomor WhatsApp pengaduan. Dalam akun itu juga disebutkan bahwa posko itu dibuka sejak pukul 9.00 hingga 16.00 WIB.
Hingga saat ini pihaknya belum memanggil Manajer RSE Painan, Rani Gustiana, yang sudah dilaporkan ke Polres Pesisir Selatan.
“Belum dipanggil karena saya baru membentuk tim untuk menyelidiki kasus itu hari ini,” ucapnya.
Sebelumnya, Desmon Tanjung mewakili semua mitra RSE Cabang Painan melaporkan Rani Gustiana ke Polres Pesisir Selatan pada Rabu (19/3) atas dugaan penipuan investasi, yang ia sebut investasi bodong. Ia menyebut bahwa 3.371 orang mitra RSE Cabang Painan rugi Rp25 miliar atas investasi itu.
Sementara itu, Rani Gustiana menjelaskan bahwa investasinya bukan investasi bodong sebab produknya memang ada, yaitu power bank merek RSE. Ia menuturkan bahwa ia membuka kantor RSE Cabang Painan sebagai pusat untuk menampung peralatan dan pengiriman power bank station.
“Barang dikirimkan ke kantor saya, lalu saya distribusikan ke tempat lain. Selama ini saya sudah mengirimkan tiga power bank station, yaitu ke Medan, Pekanbaru, dan Painan. Dalam satu power bank station terdapat 12 power bank. Satu power bank dayanya 2000 mAh. Jadi, saya membuka kantor bukan untuk menampung orang untuk berinvestasi,” ujar Rani di Painan, Pesisir Selatan, Minggu (23/3).
Rani menerangkan bahwa RSE merupakan bisnis investasi power bank station yang terdapat di Hongkong. Ia menjelaskan bahwa orang yang berinvestasi (mitra) mengirimkan uang dalam mata uang Dollar untuk investasi kepada bos RSE di Hongkong, yang bernama Denise Warren. Tiap mitra, kata Rani, memiliki akun RSE dan mengirimkan uang ke akun tersebut.
Kepala Reskrim Polres Pesisir Selatan, AKP Muhammad Yogi Biantoro, menunggu korban RSE di Polres Pesisir Selatan pada Selasa (25/3). Foto: IST