“Kami sedang mendalami lebih lanjut, apakah ada motif lain dan kemungkinan adanya pelaku tambahan,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa korban dan pelaku berkemugkinan tidak saling mengenal sebelum masuk sekolah. Ia menyebut bahwa korban berdomisili di Lintau Buo Utara, sementara terlapor berasal dari Lintau Buo.
Setelah kejadian, kata Mon Irzal, korban bersama orang tuanya melapor ke Polsek Lintau Buo sekitar pukul 17.00 WIB. Pihaknya langsung memfasilitasi korban untuk mendapatkan perawatan medis awal di Puskesmas Lintau Buo.
“Prioritas kami saat itu adalah penanganan korban. Namun pada malamnya, korban sempat mengeluh pusing dan muntah, lalu pergi ke RSUD M. Ali Hanafiah Batusangkar, tapi sudah pulang,” ujar Mon Irzal.
Ia mengatakan bahwa seluruh data luka korban telah dicatat oleh puskesmas. Pihaknya juga telah meminta konfirmasi kepada sekolah terkait dengan peristiwa tersebut.
Polisi lanjutkan proses di polres
Mon Irzal menyebut bahwa para siswa yang diduga terlibat telah dimintai keterangan awal di polsek. Karena kasus telah ditarik ke Polres Tanah Datar, katanya, pemeriksaan lebih lanjut akan dilakukan oleh penyidik Unit Perlindungan Perempuan dan Anak di polres.
“Pemeriksaan intensif terhadap para terlapor akan dilakukan di Polres, sesuai kewenangan penanganan kasus anak,” tuturnya.
Kasus itu menjadi perhatian publik setelah akun Facebook bernama Riki Malin membagikan sejumlah foto anaknya yang disebut menjadi korban pengeroyokan oleh enam kakak kelas di SMAN 2 Lintau Buo. Dalam unggahannya, Riki menyampaikan harapannya agar kepolisian segera menindak para pelaku.