Kabarminang – Pemerintah Kota (Pemko) Pariaman mengalokasikan anggaran sebesar Rp400 juta untuk pembuatan dua Tabuik dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan budaya dan wisata tahunan, Pesona Budaya Hoyak Tabuik Piaman 2025. Festival ini dijadwalkan berlangsung pada 27 Juni hingga 6 Juli 2025.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Fernaldi, menyampaikan bahwa meskipun total anggaran pelaksanaan festival mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, dana untuk pembuatan Tabuik tetap dipertahankan.
“Anggaran pelaksanaan sebenarnya turun dari tahun sebelumnya, tapi untuk pembuatan Tabuik tidak dikurangi. Angkanya tetap seperti tahun lalu, masing-masingnya Rp200 juta,” katanya dalam keterangan, Minggu (22/6).
Dua kelompok masyarakat, yakni Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang, akan mengelola dana tersebut. Anggaran digunakan untuk pengadaan bahan, pembuatan Tabuik, serta pelaksanaan prosesi adat dari awal hingga akhir acara.
Tabuik sendiri merupakan sebuah arakan setinggi belasan meter, dengan konstruksi utama dari kayu. Bagian bawahnya dibentuk menyerupai Buraq, sementara bagian atasnya menyerupai menara, yang ditafsirkan sebagai keranda cucu Nabi Muhammad SAW.
Pembuatan Tabuik dimulai pada 1 Muharam, ditandai dengan ritual pengambilan tanah. Kemudian pada 10 Muharam, arakan Tabuik diarak ke Pantai Gandoriah dan secara simbolis dibuang ke laut, sebagai puncak prosesi.
Tabuik akan diangkat dan diarak oleh puluhan warga secara bersama-sama.
Pelaksanaan Hoyak Tabuik tahun 2025 ini akan berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Jika sebelumnya durasi kegiatan bisa berlangsung lebih dari 10 hari, tahun ini pelaksanaan berlangsung tepat 10 hari, dengan puncaknya bertepatan pada 10 Muharam yang jatuh pada hari Minggu.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Pariaman, Mulyadi, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan ajang budaya dan pariwisata unggulan daerah yang mampu memperkuat identitas masyarakat Pariaman.
“Budaya Tabuik Piaman ini menjadi ciri khas Kota Pariaman yang menggambarkan masyarakatnya yang suka bergotong royong dalam mencapai suatu tujuan,” katanya.
Melalui festival ini, diharapkan kunjungan wisatawan meningkat dan ekonomi lokal ikut tumbuh. Pemko Pariaman juga berkomitmen melibatkan banyak pihak dalam pelaksanaan kegiatan ini agar festival dapat berjalan lancar dan berdampak positif bagi masyarakat.